“Sebelum dia (Magdalena) meninggal, dia berkata kepada anak-anak 'Mungkin kalian harus pergi. Kalian akan melihat pria seperti apa ayahmu, dan dia akan menunjukkan cinta besar yang sama seperti yang telah aku tunjukkan padamu'," bilang Ranoque.
Keempat anaknya melakukan perjalanan dengan ibu mereka dari desa Araracuara di Amazon ke San José del Guaviare. Namun, pesawat Cessna yang mereka tumpangi jatuh setelah pilot melaporkan kerusakan mesin pada dini hari 1 Mei 2023.
Lantas bagaimana mereka bisa bertahan hidup selama 40 hari di hutan Amazon? Sebagai penduduk pribumi, keempat anak tersebut memiliki kemampuan untuk bertahan di alam liar. Anak-anak tersebut memang mengenal hutan dengan baik. Mereka adalah anggota suku pedalaman Huitoto alias Witoto. Anak-anak dari suku itu diajari kemampuan bertahan hidup di hutan sejak dini.
Awalnya, anak-anak itu bertahan dengan memakan tepung yucca yang mereka temukan di reruntuhan pesawat. Mereka juga makan biji-bijian, buah-buahan, akar-akaran, dan tumbuhan apa pun yang mereka anggap bisa dimakan. Selain itu, mereka mengais bantuan yang diberikan tim penyelamat dari udara.
"Mereka tahu apa yang harus dikonsumsi," ucap Fatima Valencia, sang nenek.
Selain itu, ada hal lain yang dipercaya membuat mereka bisa bertahan hidup. Luis Acosta dari National Indigenous Organization of Colombia (ONIC) yang merupakan organisasi masyarakat pribumi di Kolombia meyakini keempat kakak beradik itu memiliki kekuatan spiritual.
Kekuatan spiritual merupakan kekuatan yang berasal dari hati. Ketika kekuatan ini muncul, akan mampu menggerakkan semua organ tubuh yang kemudian dilanjutkan ke otak untuk mewujudkan keinginan dari jiwa. Kekuatan spiritual bisa muncul ketika Tuhan menghendaki.