FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan yang cukup menyita perhatian. Dalam sebuah potongan viedo yang beredar di Twitter, Jokowi menyebutkan tentang kualitas SD Inpres.
"Ya karena kita ingin menaikkan level kualitas kita jangan sampai nanti hasil akhirnya kayak SD Inpres, mau?," kata Jokowi dalam video yang diunggah akun Twitter @BosPurwa.
Konteks yang dimaksudkan Jokowi saat itu adalah membawa Ibu Kota Negagara (IKN) Nusantara bisa naik level dalam hal pembangunan.
Dia pun berseloroh dengan menyebut jangan sampai pembangunan IKN sama dengan kualitasnya dengan SD Inpress.
Namun, nyatanya pernyataan Jokowi ini dianggap tidak tepat disampaikan oleh pejabat negara. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah SD Inpres ini? Mengapa pernyataan Jokowi ini banyak diprotes?
SD Ipres mulai dikenal pada masa pemerintahan Soeharto dengan tujuan pemerataan pendidikan. SD Inpres sendiri merupakan akronim dari SD Instruksi Presiden.
Pada awalnya banyak dibangun di daerah pedesaan dan ditujukan kepada warga yang kurang mampu agar bisa mengenyam pendidikan.
SD Inpres juga kerap kali disebut sebagai sekolah kecil yang memang ditujukan untuk anak yang kurang mampu yang berada di pedesaan atau perkotaan yang masyarakatnya memiliki penghasilan rendah.
SD Inpres mulai dikenal sejak dikeluarkan instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan gedung sekolah dasar. Hal ini digagas oleh ekonom Widjojo Nitisastro kala itu.
Bisa dikatakan pula jika SD Inpres ini merupakan peninggalan dari pemerintahan Presiden kedua RI, Soeharto. Setelah dikeluarkan intruksi presiden sebelumnya, Soeharto kembali mengeluarkan Instruksi Presiden No. 6/ 1974, 14 Mei 1974 tentang Program Bantuan Pembangunan SD.