FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pendamping Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo hingga saat ini belum juga diumumkan.
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio mengatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan memilih sosok cawapres untuk Ganjar dengan dua kriteria penting.
Pertama, tokoh yang memiliki cukup massa. Kedua, tokoh senior, yang memiliki cukup umur yang tidak berpeluang untuk jadi pesaing di periode berikutnya.
“Salah satu kriteria Bu Mega pilih cawapres buat petugas partainya adalah tokoh yang setidaknya punya cukup massa tapi tidak berpeluang tampil sebagai pesaingnya di putaran kedua atau 10 tahun mendatang,” ungkap Hendri Satrio, dalam keterangannya, Senin, (19/6/2023).
Dia mencontohkan saat Presiden Joko Widodo dipasangkan dengan Jusuf Kalla pada pilpres 2014 dan di periode kedua dipasangkan dengan Kiai Ma'ruf Amin.
Olehnya itu, untuk sejumlah nama yang santer disebut masuk bursa cawapres Ganjar seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menperekraf Sandiaga Salahuddin Uno (SSU), Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menko Polhukam Mahfud MD (MMD) masih dipertanyakan.
“Makanya nama JK dan KMA muncul. Nah nama AHY, SSU, ET, MMD gimana tu?,” tandasnya.
Diketahui, Mega empat kali memilih sosok cawapres dari tokoh NU dan sekaligus memiliki umur yang tak terbilang muda
Pertama saat Megawati memilih Hamzah Haz untuk mendampinginya tahun 2001. Hamzah merupakan representatif NU. Pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPW NU Kalimantan Barat.
Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung. Saat terpilih, Hamzah berumur 61 tahun.