Mereka yang berpengalaman dalam tugas dan jabatannya ini dinilai cukup dekat dengan Presiden Joko Widodo.
Ada juga Sesmenko Polhukam Letjen Teguh Pujo Rumekso dan jenderal perang berdarah Bali yang berpengalaman di medan tempur, Koorsahli KSAD Letjen I Nyoman Cantiasa.
Peraih Adhi Makayasa yang pernah menduduki jabatan sebagai Danjen Kopassus dan Pangkogabwilhan III ini layak menjadi KSAD.
Jika menjadi KSAD, jenderal kelahiran Seririt, Buleleng, Bali, ini bakal mengikuti jejak jenderal bintang empat yang pernah menjadi kepala staf, yakni mantan KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia.
"Saya kira, hingga saat ini jika tidak ada kejutan, mereka memiliki peluang lebih besar untuk masuk bursa KSAD berikutnya," ujar Khairul Fahmi.
Khairul Fahmi berharap KSAD baru nantinya selain mencerminkan hadirnya regenerasi dan estafet kepemimpinan.
Yang paling penting memahami posisinya sebagai pendukung, pembantu Panglima TNI, sehingga kebijakannya harus selalu selaras dengan agenda prioritas TNI.
Khairul Fahmi menambahkan siapapun pengganti Jenderal Dudung nantinya, tentu memiliki peluang yang sama dengan KSAL dan KSAU saat ini untuk menjadi Panglima TNI.
Artinya, jika riwayat pergantian Panglima TNI itu juga menjadi pertimbangan, maka harus diakui bahwa KSAD baru tersebut akan memiliki peluang besar untuk diusulkan Presiden menjadi Panglima TNI.
Menurut Khairul Fahmi, faktor kedekatan dan kecocokan dengan Presiden bisa jadi bakal sangat menentukan.
Oleh karena itu, kata Khairul Fahmi, sepanjang tidak ada nama baru, maka Letjen Agus Subiyanto, Letjen Suharyanto dan mantan Pangdam IX/Udayana Letjen Maruli Simanjuntak layak jadi KSAD.