Indonesia Dinilai Perlu Pertimbangkan Sikap dan Kebijakan Terkait Kecerdasan Buatan

  • Bagikan
Ilustrasi artifial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan. (ANTARA/Pixabay)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia perlu mempertimbangkan sikap dan kebijakan terkait kecerdasan buatan (AI) dengan beberapa pendekatan yang penting seperti dikatakan oleh Head of Education Ecosystem di perusahaan telekomunikasi milik negara (BUMN) PT Telkom Indonesia Tbk. Sri Savitri.

"Yang pertama adalah bagaimana kita membangun kesadaran dan edukasi tentang AI," ujar Sri dalam forum diskusi daring, Rabu.

Sri mengatakan kesadaran dan edukasi harus ditingkatkan agar masyarakat memahami potensi risiko, dan manfaat dari AI. Kegiatan seperti kampanye, lokakarya, seminar, hingga program pendidikan dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran tersebut.

Langkah kedua, kata dia, perlu ditetapkan kerangka kerja etika yang jelas. Indonesia telah menyadari pentingnya kerangka kerja etika dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI.

Kerangka kerja ini dinilai akan menjadi pedoman dalam memastikan pengembangan AI yang bertanggung jawab.

Langkah ketiga adalah riset dan pendidikan. Sri mengatakan pemerintah telah menginvestasikan sumber daya dalam program-program pendidikan dan riset yang berfokus pada AI, termasuk inisiatif seperti yang dilakukan oleh Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA).

Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan edukasi di bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM) yang dinilai akan menyediakan banyak peluang untuk penelitian AI.

"Tentunya kita penting untuk mendorong riset dan inovasi yang berkelanjutan di dalam AI dengan fokus pada penanganan potensi risiko dan pengembangan solusi untuk memitigasinya," kata dia.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan