Ditengah pusaran tantangan ekonomi politik global yang semakin menguat, setidaknya ada 3 problem utama, pertama adalah perang dagang antara Indonesia dan Uni Eropa terkait penolakan ekspor nikel mentah oleh Indonesia yang dibalas dengan larangan impor produk hasil deforestasi hutan yakni minyak sawit dan turunannya oleh Uni Eropa.
Kedua terkait kekhawatiran Presiden Joko Widodo untuk Indonesia agar bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap) pada tahun 2030, di saat Indonesia masih mengalami bonus demografi yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi namun akan berakhir di tahun 2036.
Dan ketiga terkait kelanjutan pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional IKN Nusantara pasca perhelatan Pilpres dan Pileg tahun 2024.
"Perhatian harus ditujukan kepada tiga isu tersebut, karena baik secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan dengan daerah pemilihan Kalimantan Tengah yang memiliki korelasi kepentingan terkait pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur," papar Mukhtarudin.
Oleh karena itu dalam menghadapi tantangan yang semakin berat di 2024 maka diperlukan kiprah tokoh atau putera daerah untuk bisa menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Kalimantan Tengah di level nasional.
"Karena yang bisa merasakan secara mendalam apa keinginan dan aspirasi masyarakat daerah adalah orang daerah itu sendiri," tandasnya
Menurut Koordinator Bappilu Wilayah Kalimantan Tengah DPP Partai Golkar itu, untuk menjawab tiga problem tersebut bisa menggunakan tiga strategi utama.