Prabowo Terus Mengekor Jokowi, Jhon Sitorus: Tontonan yang Menarik dan Mengandung Komedi

  • Bagikan
Menhan Prabowo Subianto dampingi Presiden Jokowi pada Puncak Penanaman Mangrove Nasional di Taman Wisata Alam (TWA) Angke, Jakarta, Senin (15/5/2023).

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jhon Sitorus menyebut bacapres Gerindra Prabowo Subianto bergantung pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Prabowo begitu bergantung sama Jokowi, Mengapa?,” kata Jhon Sitorus dalam cuitannya di Twitter, Jumat, (23/6/2023).

Dikatakan, diantara tiga nama bacapres yakni Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan dan Bacapres PDIP Ganjar Pranowo, ada satu nama yang terlihat begitu ngekor Jokowi terus.

Bahkan kata dia, sering kali begitu Jokowi selesai ketemu Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, Prabowo langsung show off pertemuan dengan Jokowi besoknya

“Prabowo seperti tak mau kalah,” tutur Jhon.

Dia juga menyinggung soal pertemuan Prabowo dengan Jokowi kerap menyajikan simbol-simbol tertentu, termasuk Event Timnas Indonesia vs Argentina di Gelora Bung Karno (GBK).

Menurutnya, Prabowo yang memakai jaket bertuliskan 08 memberikan seolah kode presiden ke-8 sekaligus dimanfaatkan sebagai soft campaign partai di arena olahraga

“Mengapa Prabowo se massif itu?,” ujar pegiat media sosial ini.

Menurutnya, Prabowo kehilangan konstituen. Dia mengungkit Pilpres 2019 lalu yang begitu banyak pemilih Prabowo yang kecewa karena Prabowo mau jadi pembantu Jokowi sebagai Menhan.

Lebih lanjut dikatakan, dukungan parpol juga berkurang. PKS, partai paling setia bersama Prabowo sejak 2019 memilih tak mendukung Prabowo.

Padahal, pemilih Prabowo adalah pemilih yang militan. Tetapi, ajakan Jokowi untuk jadi menteri lebih realistis ketimbang terus-terusan jadi oposan, juga bisa mengurangi polarisasi.

“Bertarung di 2024 belum tentu menang, maka minimal jadi Menhan sudah mewujudkan sebagian kecil impiannya,” imbuhnya.

Kehilangan konstituen dan dukungan Parpol yang dulu loyal ini dilema besar. Tak mudah untuk mengembalikan dukungan sebesar 2019 lalu.

“Sudah kepalang basah, ya sekalian saja neguk airnya. Prabowo mau nggak mau harus ngekor dibelakang Jokowi demi tuah elektoral Jokowi,” lanjutnya.

Lebih jauh dikatakan, yang dulu terang-terangan menghina Jokowi dengan menyebut Tukang Andong, disetir janda, antek asing, Planga Plongo, sekarang berbalik menjilat ludahnya sendiri.

“Belum ada aba-aba bahkan sudah ‘siap pak presiden’, terlihat lucu memang. Sungguh tontonan yang menarik dan mengandung komedi,” imbuhnya.

Dikatakan, pemilih militan Prabowo kini beralih ke Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Mereka ini merupakan orang-orang yang sakit hati akut dengan kekalahan di 2014 dan 2019 lalu.

Pemilih Prabowo kemudian menyalurkan kemarahannya dengan menumpangi Anies. Maka tak heran HTI, PA 212, PKS dan Ummat langsung mendukung Anies all out.

Praktis, yang tersisa adalah kader Gerindra dan Grass Root Gerindra. Loyalitas mereka memang tak bisa ditawar, Prabowo harga mati.

Tapi itu tak cukup, karena irisan elektoral Prabowo 2019 sudah dikarungi oleh Anies.

Maka menurutnya, mengemis tuah elektoral Jokowi 2019 adalah cara paling logis. Caranya cukup simpel. Tidak bermanuver dan cukup bilang "siap presiden"

Menurutnya lagi, publik melihat seolah-olah Prabowo akan jadi arah telunjuk Jokowi padahal tidak. Memang beberapa irisan elektoral itu berhasil ditampung, seperti Noel (Jokowi Mania) yang deklarasi dukung Prabowo.

Untuk memperkuat persepsi publik, Prabowo percaya diri bikin baliho raksasa dengan foto kebersamaannya dengan Jokowi secara massif.

Ini disebut sebagai cara terakhir Prabowo mengisi kehilangan konstituen yang militan di 2019

“Tapi, apakah Konstituen Jokowi akan beralih semudah itu? Faktanya tidak. Memang betul ada beberapa relawan yang beralih mendukung Prabowo, tetapi mereka adalah kelompok oportunis dan yang tertipu dengan sikap manut-manut Prabowo sebagai pembantu Jokowi,” ujarnya.

Ditegaskan, konstituen Jokowi sejatinya paham hanya Ganjarlah pilihan Jokowi, bukan Prabowo apalagi Anies, karena yang menggerakkan konstituen Jokowi adalah kesamaan hati dan pikiran.

“Lawannya masih sama, Prabowo yang identik dengan Orde Baru (yang dilawan selama ini), serta memiliki catatan pelanggaran HAM berat. Apalagi memilih yang berkoalisi bersama kelompok radikal, sungguh mustahil,” tandasnya.

Dipantau akun Instagramnya, Prabowo memang kerap mengunggah kebersamaannya dengan Jokowi.

Terakhir, Prabowo mengunggah potret kebersamaannya dengan Jokowi saat presiden RI itu ulang tahun pada 21 Juni 2023 lalu. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan