FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kritikus Faizal Assegaf blak-blakan soal Politik Identitas yang belakangan ini terus ramai menjadi perbincangan hangat di meja-meja perkopian.
Faizal menyebut, identitas kaum muslim dan ajaran Islam merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan serta sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan konstitusi.
Tapi lucunya, kata dia. Agen misionaris politik yang secara historis memiliki hubungan kuat dengan kolonialisme terus berupaya menyingkirkan Islam dalam bernegara.
"Dengan berkedok demokrasi, liberal dan sekuler, kawanan misonaris politik getol menuding Islam anti Pancasila, intoleran dan radikal," ujar Faizal dalam keterangannya (25/6/2023).
Dikatakan Faizal, semua upaya jahat itu demi melemahkan hak umat Islam di segala bidang. Mulai dari sentra ekonomi dikuasai, sumber kekayaan alam dirampok, dan kini keimanan umat pun semakin diusik.
"Akibatnya negara dikuasai oleh jejaring konglomerasi yang hanya berjumlah satu persen. Sementara lebih dari delapan puluh persen umat Islam dimarginalkan," ucapnya.
Tambahnya, umat Islam diobok-obok oleh tangan-tangan jahat misionaris politik berhati rakus dan culas. Islam sebagai ajaran suci dilabel dengan aneka prasangka jahat.
Diceritakan Faizal, bukti Islam diobok-obok, bermula dari Soekarno membubarkan Partai Masyumi yang merupakan wadah umat Islam bersatu dalam bernegera.
"Sejak itu, umat Islam sadar telah disingkirkan oleh watak kekuasaan yang busuk," tukasnya.
Lanjutnya, Soekarno berhasil memberangus poros konsolidasi umat Islam demi memuluskan praktek kekuasaan berkedok ideologi Pancasila dalam tafsir tunggal nasionalisme dan sekularisme.