Musni Umar Beber 5 Makna dalam Buku Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi 

  • Bagikan
Musni Umar

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sosiolog Musni Umar mengomentari buku hasil karya Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi. 

Menurut Mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) ini, buku tersebut sarat dengan makna. 

“Presiden RI ke-6 SBY buat buku ‘Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi’. Buku ini sarat dengan makna,” ucapnya dalam unggahannya di Twitter, Senin, (26/6/2023). 

Dikatakan, ada lima makna dalam buku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Pertama, merasa prihatin terhadap bangsa dan negara karena cawe-cawe Jokowi. 

Kedua, perlawanan terhadap Kepala Staf Presiden Moeldoko. Ketiga, sebagai peringatan kepada Jokowi.

Keempat, agar Jokowi tetap netral. Kelima cawe-cawe presiden berarti melanggar sumpah jabatan presiden.

“Menurut saya, Presiden ke-6 itu, 1) Merasa amat prihatin terhadap kondisi bangsa dan negara menjelang Pilpres 2024  karena Presiden Jokowi Cawe-Cawe dlm Pilpres 2024. 2) Sebagai perlawanan terhadap upaya membegal Partai Demokrat dan Capres Koalisi Perubahan. 3) SBY mengingatkan Presiden Jokowi tidak salah langkah supaya mengakhiri masa baktinya dgn Soft Landing. 4)  Supaya Presiden  Jokowi netral, adil dan tidak memihak dalam Pilpres 2024. 5) Supaya Presiden Jokowi tidak cawe-cawe dalam Pilpres karena Cawe-Cawe dalam Pilpres berarti melanggar sumpah jabatan sebagai Presiden RI,” tuturnya.

Diketahui, buku itu diluncurkan hari ini dikhususkan untuk kader Demokrat se Indonesia. 

Berikut kutipan di halaman terakhir buku tersebut:

“Apa yang saya sampaikan di artikel ini berangkat dari niat dan tujuan yang baik. Jika banyak yang mengait kepada Presiden kita, Pak Jokowi, ini semata-semata agar beliau tidak melakukan kesalahan yang serius. Ingat kata- kata orang bijak 'The President Can Do No Wrong'. Artinya 'Presiden tidak boleh berbuat salah'. Bukan diartikan 'seorang presiden tidak boleh disalahkan, dia selalu benar'. Bukan begitu artinya.

Bagi mereka yang membantu dan mengawal Pak Jokowi, bantu dan kawallah secara benar. Setelah tanggal 20 Oktober 2024 nanti Pak Jokowi akan mengakhiri dharma bhaktinya sebagai pemimpin bangsa. Beliau akan menjadi orang seperti saya. Beliau akan menjadi sahabat saya, sahabat kita semua. Tentu beliau ingin mengakhiri pengabdiannya dengan baik. Tak ada di dunia ini, Presiden yang tidak ingin mengakhiri pengabdiannya secara soft, happy landing, dan tentunya bukan hard landing, apalagi crash. Beliau juga ingin punya “legacy” dan diingat dengan baik oleh rakyat. Sejatinya kita semua harus ‘mengawal’ dan ‘mengamankan’ beliau agar mimpi-mimpi indah beliau dikabulkan oleh Allah SWT”. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan