FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Menghadapi momen hari raya Idul Adha 1444 H, Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi memastikan ketahanan stok LPG 3 kg di Sulawesi dengan melakukan penambahan sebanyak 457.960 tabung.
Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengungkapkan sebaran tambahan pasokan LPG 3 kg subsidi terbagi ke beberapa wilayah. “Wilayah yang memperoleh tambahan pasokan LPG 3 kg adalah Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 242.200 tabung, Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 61.400 tabung, Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 22.400 tabung, Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 45.920 tabung, Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 45.360 tabung, dan Provinsi Gorontalo 40.680 tabung”, ujarnya.
Lebih lanjut, Fahrougi menjelaskan penambahan tersebut berdasarkan permintaan Pemerintah Daerah setempat, dimana dalam hal ini Pertamina bertindak sebagai operator yang menjalankan penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG 3 kg berdasarkan keputusan dari Ditjen Migas (ESDM). Fahrougi juga menegaskan bahwa LPG 3 kg merupakan barang subsidi yang diperuntukkan bagi rumah tangga, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran sehingga perlu pengawasan dari banyak pihak dalam pendistribusiannya. “Kami himbau kepada seluruh masyarakat sekiranya menemukan pendistribusian LPG 3 kg yang tidak sesuai peruntukannya atau adanya harga yang tidak wajar, maka dapat menghubungi ke Pertamina call center 135”, imbuhnya.
Selain penambahan pasokan LPG 3 kg di momen Idul Adha ini, Pertamina juga tengah melakukan pencocokan data konsumen yang terdaftar sebagai penerima yang berhak mendapatkan LPG 3 kg subsidi. Pencocokan data ini sudah berjalan sejak April 2023 dan dilakukan secara bertahap di pangkalan-pangkalan resmi Pertamina seluruh Indonesia. “Program pendataan ini sama halnya dengan subsidi tepat BBM yang mengggunakan QR code, namun dalam transaksi pembelian LPG 3 kg tidak menggunakan QR code melainkan menunjukkan KTP dan KK yang terdaftar dalam data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem”, ujar Fahrougi.