FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Senior PDIP Panda Nababan menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan yang masih harus banyak belajar lagi. Pernyataan itu pun menuai kritik tajam dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI).
Ketua DPP PSI Ariyo Bimmo mengatakan, seharusnya politikus senior merasa malu dan berterima kasih kepada orang-orang muda seperti Gibran. Meski masih muda, tapi mau terjun ke politik untuk membereskan masalah-masalah yang ada.
Bahkan, masalah itu mungkin tidak lepas pula dari ulah politikus-politikus senior yang sampai saat ini masih merasa nyaman berkuasa. Ia menekankan, sekarang waktunya yang senior bertaubat dan introspeksi.
Bimmo juga menuturkan, sudah saatnya Indonesia berpikir muda dan modern sebagaimana layaknya negara maju. Ia menegaskan, bagi PSI usia bukan lagi jaminan seseorang itu sudah siap untuk memimpin atau belum. Apalagi, ia mengingatkan, sudah terbukti banyak politisi-politisi senior yang malah terjebak perilaku korupsi.
"Yang jelas PSI akan tetap menghargai kerja dan gagasan, bukan berpatokan lagi kepada usia. Tidak pantaslah politisi senior PDIP menyebut Gibran anak ingusan. Kalau PDIP tidak menghargai anak muda berprestasi seperti Gibran dengan menyebutnya anak ingusan, PSI siap menerima Gibran," kata Bimmo dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Rabu (28/6).
Dijelaskanya, Gibran sudah membuktikan mampu menjadi wali kota dengan memimpin Kota Solo. Ia melihat, di tangan Gibran itu Solo berkembang menjadi kota kreatif dan ekonominya tumbuh.