Setelah Jemaah Terlantar, Kini Fasilitas Tenda di Mina Dikeluhkan, Kapasitas 200 Diisi 450 Orang

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MINA— Masalah penyelenggaraan ibadah haji 2023 kembali terjadi. Seusai kasus ribuan jemaah Indonesia sempat telantar atau lambat terangkut dari Muzdalifah ke Mina, keluhan lain mengemuka. Kali ini, menyangkut layanan maktab atau tenda di Mina.

Banyak jemaah menyebut fasilitas tenda tidak layak. Sebab, satu tenda yang sebetulnya berkapasitas maksimal 200 orang, ternyata untuk satu kloter atau sekitar 450 orang.

’’Informasi dari beberapa jemaah haji Indonesia di Mina, mereka tidak bisa tidur, bahkan merebahkan diri saja susah. Duduk-duduk saja di dalam tenda rasanya penuh sesak,’’ kata Ahmad Nawardi, tim pengawas haji Indonesia dari DPD RI melalui sambungan telepon kepada Jawa Pos, Rabu (28/6) malam.

Karena itu, senator asal Jawa Timur itu meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dengan jajarannya segera menangani persoalan tersebut. Sebab, jemaah baru sehari berada di Mina.

“Kami meminta ke Gus Menteri untuk segera mengatasi persoalan ini dengan mencari plan-plan alternatif,” tegas Nawardi.

Menurut dia, sebetulnya persoalan itu harus sudah bisa diantisipasi jauh-jauh hari. Sebab, data jumlah jemaah tahun ini sudah normal lagi. Yakni, mencapai 209.782 orang dan tambahan kuota sekitar 8 ribu orang.

Karena itu, petugas di lapangan semestinya sudah bisa memperkirakannya dan melakukan antisipasi-antisipasi dengan menyiapkan plan A, B, dan seterusnya.

Sebelum puncak haji, juga tentu telah dilakukan pemantuan-pemantuan. Terutama untuk ritual di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Mulai dari layanan tenda, transportasi, fasilitas umum hingga kecukupan makanan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan