FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tenda jemaah haji di Mina yang kelebihan kapasitas atau over capacity jadi sorotan. Jemaah haji sampai harus tidur duduk karena tenda tidak mampu menampung jemaah.
Ironisnya, sistem sanitasi juga buruk. Anggota Komisi VII DPR RI menemukan pada salah satu tenda, air limpahan dari toilet meluber hingga membasahi kasur jemaah haji.
Berdasarkan peninjauan lapangan di sejumlah maktab Indonesia, anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti mengatakan, tenda jemaah haji Indonesia di Mina kelebihan kapasitas.
Berdasarkan hasil peninjauan lapangan di Maktab Indonesia Nomor 66, 67 dan 68, setiap kloter terdiri dari sekitar 360 jemaah. Sementara tenda yang digunakan ternyata hanya mampu menampung sekitar 260 jemaah haji.
Otomatis, ada selisih 100 orang jemaah yang membuat tenda tidak muat. Akibatnya, jemaah harus tidur berdesakan. Bahkan ada yang tidur duduk di dalam tenda, karena keterbatasan tempat.
"Ini menjadi keluhan para jemaah yang disampaikan kepada kami, mereka menjadi tidak nyaman. Itu pun ternyata, ada limpahan air yang mengucur dari toilet yang membuat kasur menjadi basah. Ini sangat menyedihkan sekali, meskipun ini hanya dua malam bagi jemaah," kata Endang kepada wartawan, Jumat (30/6).
Politikus Partai Golkar ini menjelaskan, maktab jemaah haji kebanyakan memiliki keterbatasan tempat. Mereka ada yang berinisiatif menyempatkan untuk membuat tenda tambahan darurat, dengan mengambil jalan pejalan kaki di samping tenda. Selain itu, untuk atapnya, mereka menggunakan pakaian ihram agar tidak kepanasan.
“Saya lihat tadi bapak-bapak membuat seperti payung di atasnya (tenda) agar supaya tidak terlalu panas ketika siang hari. Namun, menurut saya ini sangat menyedihkan sekali sampai mereka mesti tidur di luar," ungkap Endang.
"Selain itu juga, mereka yang tidur didalam, satu bed itu untuk dua orang karena ruangnya yang sempit. Jangan sampai kemudian, nanti dianggap pemerintah ini tidak serius mengelola penyelenggaraan haji, apalagi mereka kan juga sudah membayar. Jangan sampai juga ada image yang tidak baik bagi masyarakat kita,” urai Endang.
Endang menilai, pemerintah kurang mengantisipasi kuota jemaah haji tambahan. Seharusnya pemerintah dalam menghitung betul total jemaah haji yang menempati tenda, misalnya jumlahnya 2000 orang, harus dipastikan dan dihitung betul kapasitas tenda yang memang mencukupi untuk 2000 orang.
"Kalau kondisi saat ini, saya yakin misalnya jemaah haji 2000, tetapi untuk tendanya kapasitasnya hanya untuk 1800 orang. Ke depan, hal-hal seperti ini kembali harus diantisipasi, agar tidak terulang ditahun depan,” pungkas Endang. (fajar/jpg)