Berencana Buang Limbah Nuklir ke Samudra Pasifik, Prof Rokhmin Dahuri Minta Indonesia Aktif Gagalkan Niat Berbahaya Jepang

  • Bagikan
Ilustrasi Foto : Natalia Laurens/JPNN

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) dan Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GNTI) menolak rencana Jepang membuang limbah nuklir ke Samudra Pasifik.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat MAI, Prof. Dr. Rokhmin Dahuri mengatakan limbah tersebut mengandung zat-zat berbahaya dan dapat mengancam ekosistem laut serta kesehatan manusia.

"Kami menolak rencana tersebut dengan alasan limbah cair nuklir mengandung radioaktif Tritium, Cesium-137, dan Carbon-14," kata Rokhmin Dahuri, dalam keterangannya, Minggu (2/7).

Oleh karena itu, MAI meminta pemerintah Indonesia untuk aktif menggagalkan rencana tersebut. "Pemerintah Jepang, seharusnya mencari alternatif yang lebih aman dalam mengelola limbah tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, isu mengenai Jepang, memberikan sumbangan 1 juta euro kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menimbulkan pembahasan yang panas.

Pemerintah Jepang telah menerima draft laporan penilaian akhir dari kelompok investigasi pembuangan air Fukushima IAEA.

Jepang juga menyerahkan usulan amandemen substansial, dan mencoba memfasilitasi proses pembuangan air limbah nuklir dengan merevisi kesimpulan akhir dari laporan tersebut.

"Terkejut, kecewa, dan marah ketika saya membaca berita terkait pemerintah Jepang telah memberikan sejumlah dana kepada IAEA agar merevisi data laporan. Kelakuan pemerintah Jepang ini sangat memalukan," tuturnya.

Meski menuai kecaman, pemerintah Jepang bersikeras untuk membuang air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima yang rusak ke Samudra Pasifik pada musim panas tahun ini. (jpnn/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan