PDIP Beri Karpet Merah, Danny Pomanto: Belum Ada yang Pasti 

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PDI Perjuangan memberikan karpet merah untuk Wali Kota Makassar Danny Pomanto yang baru saja hengkang dari Partai NasDem.

Dalam surat pengunduran Danny ke Ketua Umum NasDem Surya, Danny menyebut alasan pengunduran dirinya karena keluarga dan politik. 

Istrinya, Indira Jusuf Ismail yang sempat masuk Bacaleg NasDem untuk maju di Senayan Dapil Sulsel I dan anaknya Aura Imandara Ramdhan yang masuk Bacaleg NasDem DPRD Sulsel dapil Makassar A ternyata juga mengundurkan diri. 

Danny menyebut, istrinya jatuh sakit sebelum lebaran Idul Adha. Sedangkan anaknya saat ini tengah hamil. Olehnya itu, sulit untuk bekerja maksimal.

Selain itu, Danny membenarkan perbedaan politik dengan NasDem yang telah mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

“Bisa juga alasan itu (Anies). Karena itu pilihan pribadi. Tapi saya kira bukan itu satu-satunya alasan,” ucapnya dalam jumpa pers, Senin, (3/7/2023). 

Ketika ditanya apakah Danny selanjutnya akan dukung Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo atau Bacapres Gerindra Prabowo Subianto, Danny menyebut belum ada yang pasti.

“Ini dinamika yang harus kita lihat. Dinamika. Belum ada yang pasti. Karena yang pasti itu Oktober baru ada kepastian,” tuturnya.

Diketahui, Danny merupakan Dewan Pembina di DPD Projo Sulsel. Projo Sulsel sendiri telah mendeklarasikan pasangan Prabowo Subianto - Airlangga Hartarto.

Soal partai yang akan jadi tujuan Danny selanjutnya, ia mengaku masih membutuhkan waktu untuk melihat partai yang cocok.

“Saya kira kita istirahat dulu sambil melihat kondisi. Kita lihat partai mana yang dekat dengan rakyat. Mana partai yang cocok dengan chemistry. Saya kan orang baru di politik. Saya harus banyak belajar. Saya kira semua partai cocok,” jelas Wali Kota Makassar dua periode ini.

Danny sendiri diisukan akan bergabung ke PDIP. Bahkan menantunya, dr Udin Saputra Malik lebih dulu telah bergabung di PDIP.

“Biar menantu (gabung). Bisa juga seperti itu atau belum tentu seperti itu. Namanya politik. Jadi Politik itu dinamis,” ujar DP- akronim namanya.

Ditegaskan, sikap politiknya pasti akan diumumkan ke publik. 

“Insyaallah bisa lama bisa cepat. Tapi saya tidak ingin menjadi diri dalam daging dalam keputusan politik. Nda enak jadi duri dalam daging,” tandasnya.

Menanggapi hal itu, Pakar Hukum Unhas Prof. Dr. Aminuddin Ilmar menyebut, setiap warga negara berhak memilih hidup dan kehidupan termasuk wadah berpolitik.

"Hak setiap orang untuk mundur dan keluar menjadi anggota partai politik karena ada pertimbangan tertentu," ujar Prof Ilmar.

Pakar Hukum Tata Negara itu memberikan contoh bahwa sudah banyak politisi nasional dan lokal yang berpindah partai bak kutuh loncat.

Oleh sebab itu, tidak boleh dipersoalkan dengan keinginan Danny Pomanto yang berpikir meninggalkan NasDem demi jalan terbaik di masa depan.

"Pak IAS juga meninggalkan Golkar berpindah ke Demokrat dan dari Demokrat kembali lagi ke Golkar. Jadi jangan mi dipersoalkan kalau orang pindah dan keluar dari partai politik karena semua sama juga," demikian saran dia.  

Sementara itu, Manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengungkapkan, hengkangnya DP dari Nasdem akan punya pengaruh terhadap kerja-kerja politik partai Nasdem di Sulsel. Khususnya di Kota Makassar.

“Apakah pengaruhnya besar atau kecil? tergantung apakah DP melakukan pergerakan secara total di Pemilu 2024 untuk pihak tertentu atau tidak,” ujarnya.

Meski demikian, dikatakan, tanpa DP, Nasdem sebenarnya punya kader-kader berpengaruh di Makassar seperti Fatmawati Rusdi, Rudianto Lallo, Andi Rahmatika Dewi dan lainnya. 

“Keberadaan mereka sangat bisa diandalkan untuk menutup lubang yang ditinggalkan DP. Kader-kader tersebut jika bekerja maksimal tentu akan mampu memberi insentif elektoral yang besar bagi partai,” tandas Nursandy. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan