FAJAR.CO.ID, JAKARTA– PSM Makassar berhasil menahan imbang tuan rumah Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senin malam (3/7/2023).
Pada menit ke-12, PSM membobol gawang Persija lewat sundulan Kenzo Nambu. Beruntung, meski hanya bermain dengan satu pemain asing, Persija bisa terhindar dari kekalahan. Pada menit ke-81, Matsumura menyamakan kedudukan lewat tendangan dari luar kotak penalti.
Pengamat sepak bola Assegaf Razak menilai PSM terkesan ingin mencari aman sementara skor baru 1-0. Akhirnya mereka mengandalkan skema counter attack dan Persija leluasa menguasai permainan.
"PSM terlalu cepat bertahan dan membiarkan Persija memegang bola lebih banyak. Akhirnya dipaksa bertahan lebih dalam dan permainan PSM tidak berkembang,” ujarnya, Senin, 3 Juli.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada dasarnya formasi dan skema awal sudah bagus. 3-5-2 menjadi kelebihan bagi PSM, meski Persija menerapkan formasi yang sama. Bedanya, PSM terlalu mengandalkan Everton dan Pluim di ujung tombak. Sementara Persija cenderung lebih cair.
Bahkan pada babak kedua, PSM memainkan empat pivot sekaligus. Masing-masing M Arfan, Ananda Raehan, Rizky Pellu, dan Akbar Tanjung. Itu yang membuat PSM bertahan lebih dalam dan lini tengah cenderung kosong.
"Babak kedua PSM justru seperti main pakai formasi 8-0-2. Lini tengah kosong, sedangkan Pluim dan Everton selalu kalah lari. Belakangan baru masuk Andy Harjito dan skor tidak terkejar,” lanjutnya.
Hal lain yang mendapat sorotan Assegaf adalah transisi. PSM terlalu mengandalkan kecepatan duo Sayuri di sisi sayap. Sehingga saat Yakob atau Yance kehilangan bola, transisi cenderung telat. Kedua pemain itu harus turun lagi membantu pertahanan.
”Beruntungnya dua pemain itu tidak kenal lelah, meskipun beberapa kali sempat tertarik ototnya. Tahar hampir selalu telat, sehingga Persija cenderung leluasa memainkan bola di area pertahanan PSM,” kata dia.
Namun begitu, dia memberikan kredit plus untuk Erwin Gutawa dan Yuran Fernandes. Termasuk Reza Arya Pratama, yang selalu sigap dan ciamik mengamankan gawangnya.
"Untung Erwin bagus di kanan dan Yuran main tenang. Reza juga terlihat semakin dewasa. Kalau tidak, PSM bisa kebobolan lebih dari satu gol tadi,” jelasnya.
Secara keseluruhan, menurut Assegaf permainan PSM di luar prediksi. Kata dia, biasanya PSM juga memainkan counter attack, tetapi selalu efektif. Sebab, lini tengah bekerja dengan baik.
"Saya kira itu yang perlu dievaluasi untuk laga lawan Dewa United nanti. Harus lebih garang, apalagi Dewa menang lawan Arema. Tetapi kita percayakan saja semuanya sama pelatih. Musim masih panjang dan waktu berbenah masih banyak,” bebernya. (wid/dir/fajar)