Persija Vs PSM Berakhir Imbang, Pengadil Lapangan Lagi-lagi Jadi Sorotan

  • Bagikan
Duel Pemain Persija Jakarta vs PSM Makassar, sumber : Dokumentasi PSM Makassar

FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Pasukan Ramang sangat percaya diri meski berada dalam tekanan suporter tuan rumah. Persija Jakarta kesulitan meladeni PSM.

Pada menit ke-12, PSM membobol gawang Persija lewat sundulan Kenzo Nambu. Beruntung, meski hanya bermain dengan satu pemain asing, Persija bisa terhindar dari kekalahan. Pada menit ke-81, Matsumura menyamakan kedudukan lewat tendangan dari luar kotak penalti.

Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares sangat kecewa timnya gagal memenangi pertandingan. Pelatih asal Portugal itu pun menyoroti sikap wasit yang tidak menghentikan pertandingan saat Erwin Gutawa terjatuh. Saat Erwin terjatuh, gol Matsumura tercipta.

"Wasit utama punya peran penting untuk menegakkan fair play. Wasit bukan dokter. Kalau pemain terjatuh lebih dari satu menit, wasit harus menghentikan laga. Itu bisa saja persoalan serius. Bahkan, bisa menimbulkan kematian,’’ terang Tavares, Senin, 3 Juli.

"Menurut saya, seharusnya pertandingan dihentikan dulu. Setelah itu, saya tidak peduli semisal perpanjangan waktunya 10–20 menit,’’ imbuh pelatih berkepala plontos tersebut.

Tavares membantah jika para pemainnya sengaja terjatuh untuk mengulur waktu. Menurut Tavares, sistem bermain Juku Eja sangat high intensity.

’’Kami bermain dengan transisi cepat. Saat pemain berlari jauh, ini akan membuat fisik dan mental mereka turun. Inilah yang terjadi pada para pemain kami,’’ tegasnya.

Sementara pelatih Persija Thomas Doll mengaku tidak senang dengan jalannya babak pertama. Menurutnya, pemainnya tidak tampil bagus dan terlalu banyak mendapat tekanan.

”Babak pertama saya tidak suka, beberapa pemain dapat tekanan. Tidak bagus kontrol bola dan kita salah karena kalah duel bola. Kita tahu PSM punya spesialis freekik dan korner karena punya striker tinggi dan itu dimanfaatkan pada babak pertama,” kata dia.

Namun pada babak kedua dia memberi instruksi berbeda. Pemainnya diminta memegang bola lebih banyak dan bermain lebih cepat. Sayap menjadi andalan mereka sebelum menyusup ke area kotak penalti.

"Kita punya banyak kesempatan cetak gol tetapi skor hanya 1-1. Nggak papa. Tapi intinya saya tidak suka jalannya laga hari ini, karena banyak pemain yang ulur waktu, kita kehilangan ritme,” lanjutnya.

Pelatih asal Jerman itu juga menyoroti Yuran Fernandes yang terlalu banyak terjatuh. Sebab hal itu dianggap merusak skema permainan dan membuat Persija banyak kehilangan momen di hadapan pendukungnya sendiri.

"Terutama Yuran, dia enam kali jatuh dan dia main 90 menit. Di Eropa itu bisa kartu merah. Padahal atmosfer luar biasa. Tetapi buang waktu merusak semuanya. Ini bukan karena kami tertinggal, tetapi ritme selalu hilang. Sepak bola Indonesia harus lebih berkembang,” kata dia.

Thomas Doll juga menegaskan, dalam kondisi tertinggal tidak mudah untuk mengejar. Terlebih lagi lawannya PSM Makassar yang dianggap kuat dalam banyak hal. Sehingga, dia harus menunggu waktu yang tepat untuk memaksimalkan momentum.

"Tidak segampang itu prosesnya. Kami telat. Tapi kami menunggu benar-benar tepat. Saya setuju sama kapten, hasil hari ini sudah cukup baik meski tanpa Kudela dan Simic yang seharusnya bisa memberikan perubahan pada laga tadi," terangnya. (wid/dir/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan