FAJAR.CO.ID, MAROS -- Meski sudah memasuki musim kemarau sejak pertengahan Mei lalu, namun sejumlah wilayah di Sulsel termasuk Kabupaten Maros masih sering terjadi hujan sepekan terakhir.
Biasanya hujan deras disertai angin kerap terjadi siang menjelang sore.
Koordinator Observasi Stasiun Klimatologi Sulsel, Eko Sulistyo Nugroho, menjelaskan bahwa diprediksi hujan masih akan terjadi.
"Diprediksi tanggal 10 Juli sampai 16 Juli masih akan terjadi hujan," jelasnya.
Menurutnya, kondisi hujan di tengah musim kemarau merupakan hal yang normal. Apalagi, jika curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 mm.
"Kalau merujuk pada definisi musim kemarau, yaitu jika curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 mm dan diikuti dasarian-dasarian berikutnya, maka kejadian curah hujan di musim kemarau bisa saja terjadi," ungkapnya.
Diakuinya, kondisi ini disebabkan oleh dinamika atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dan Equtorial Rossby Wave.
Di mana fenomena ini membuat pertumbuhan awan hujan terjadi dalam skala yang luas.
"Ini memicu terjadinya kejadian hujan di beberapa wilayah di Indonesia untuk saat ini dan diprediksikan masih cukup aktif hingga beberapa hari ke depan. Karena adanya interferensi gelombang Rossby dan MJO di atas Sulawesi Selatan," jelasnya.
Menurutnya saat ini Monsun Australia atau angin timur sangat kuat.
"Intinya konveksi di wilayah timur sangat kuat jadi melimpas ke barat, karena di wilayah timur sementara musim hujan," urainya.
Meski masih akan terjadi hujan, kata dia, nantinya intensitasnya hanya ringan hingga sedang.