FAJAR.CO.ID -- Anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta Periode 2017-2022, Angga Putra Fidrian mengaku heran vendor rumput lain mengomentari kondisi rumput lapangan Jakarta International Stadium atau JIS.
Menurut Angga, pihak yang semestinya memberikan penjelasan terkait rumput JIS adalah pihak Lestarindo Soccerfield sebagai penyedia rumput dan perawatan lapangan JIS. Angga membandingkan rekam jejak pihak PT Karya Rama Prima yang mengomentari rumput JIS dengan PT Lestarindo Soccerfield.
"Karya Rama Prima yang menang pengadaan rumput Stadion Utama GBK tahun 2018, baru pada 2018 ada track record pengadaan rumput. Lestarindo Soccerfield sudah berkecimpung sejak 1997," ungkap Angga Putra Fidrian pada konten YouTube @Indonesia Lawyers Club yang dikutip pada Kamis (6/7).
Menurutnya, Lestarindo Soccerfield ini yang mengelola lapangan sepak bola Dewa United, sehingga juga punya pengalaman yang cukup.
"Agak bingung juga, kenapa bukan pelaku pemasangan rumput yakni pihak Lestarindo yang berkomentar atau memberikan penjelasan mengenai rumput di Lapangan JIS," ujarnya
"Apakah teman-teman Lestarindo diboikot juga atau seperti apa? Sebenarnya yang punya hak menjelaskan kondisi rumput lapangan JIS adalah pihak Lestarindo, bukan dari kompetitornya," sindir Angga.
Menurutnya, pihak yang dapat menentukan lapangan JIS layak atau tidak layak adalah verifikator dari FIFA, bukan Menteri PUPR atau lainnya.
Menjawab tudingan sebagai vendor kompetitor yang telah mengomentari kondisi rumput JIS, Chairman Karya Rama Prima (KaerPe) Qamal Mustaqim memberikan jawaban menohok. Dia mengaku heran dengan pernyataan Angga Putra Fidrian yang seakan orang lain tidak boleh atau dilarang mengomentari kondisi lapangan JIS.
Qamal mengaku memberikan komentar karena dimintai pendapatnya sebagai agronom yang mengetahui masalah rumput dan solusinya. "Kalau bertanya kepada kami, kan tidak apa-apa juga. Tidak ada kepentingannya juga untuk kami. Tidak dilibatkan juga tidak apa-apa," tegasnya.
Qamal juga mengungkapkan bahwa perusahaan Karya Rama Prima yang selama ini ditunjuk oleh FIFA sebagai federasi tertinggi sepak bola untuk menangani rumput stadion di Indonesia. "Boleh dicek ke PUPR atau PSSI. Sampai sekarang pun kami masih komunikasi dengan FIFA," jelasnya.
Dia balik mempertanyakan jika dirinya memberikan ide soal penanganan rumput lapangan JIS karena dimintai pendapat, justru dipolemikkan. Qamal juga mengaku mempersilakan jika kontraktor atau vendor rumput yang sebelumnya telah mengerjakan lapangan JIS untuk kembali mengerjakannya. "Silakan saja, itu bukan wilayah kami. Itu bukan masalah," ujarnya.
Qamal Mustaqim mengungkap fakta bahwa perusahaan Karya Rama Prima yang mengerjakan 29 lapangan sepak bola di seluruh Indonesia agar sesuai standar FIFA. Karya Rama Prima yang melakukan perbaikan 29 lapangan yang sudah ada rumputnya dan telah dikerjakan oleh Lestarindo maupun perusahaan lainnya di Indonesia.
"Pertanyaannya, kenapa saya harus mengerjakan lapangan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Lapangan Stadion Bung Tomo, lapangan Stadion Manahan dan Jalak Harupat, kalau mereka atau perusahaan yang sudah berkecimpung lama di pengerjaan lapangan sepak bola itu yang memang bapak-bapak ini percayai," ujarnya.
Qamal mengungkapkan, dirinya juga sebenarnya menolak mengerjakan atau melakukan perbaikan lapangan yang sudah dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan penyedia rumput sebelumnya.
"Boleh ditanya ke Nindya Karya atau PUPR. Saya menolak mengerjakan. Tapi FIFA meminta untuk disiapkan, karena lapangannya dianggap tidak layak" bebernya.
"Bapak tahu nilai lapangan yang sudah ditinjau FIFA? Nilainya antara 1 sampai 2. Kalau nilai 1 itu sudah dianggap failed alias gagal. Lapangan yang dikerjakan tahun 2020, banyak sekali yang failed alias gagal pembangunan atau pengerjaan lapangannya," beber Qamal.
Kegagalan lapangan yang telah dikerjakan sebelumnya, beber Qamal, bukan pada pemilihan jenis rumputnya, tetapi pada pembangunan atau pengerjaan lapangannya.
"Tahu apa penyebab kegagalannya? salah satunya, rumput pada lapangan itu banyak batu. Kami disuruh oleh FIFA untuk membuang itu. Kami disuruh untuk menjadikannya layak," ujarnya.
"Nah, contoh sekarang JIS. Kenapa dipolemikkan kalau kami memberikan ide. Kalau misalnya kontraktor lama yang telah mengerjakan lapangan JIS sebelumnya mau kembali mengerjakannya, ya silakan. Itu bukan wilayah kami. Itu bukan masalah," katanya.
Sebelum memberikan pendapat atau ide tentang kondisi lapangan di JIS, Qamal mengaku telah bekerja selama tiga hari untuk mengecek lapangan didampingi oleh pihak Lestarindo dan JakPro. "Datanya sudah mereka lihat," ungkapnya.
Dari penjelasan itu, Karni Ilyas yang memandu diskusi Indonesia Lawyers Club menimpali dengan pernyataan bahwa Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan penilaian rumput lapangan JIS tidak sesuai standar FIFA berdasarkan hasil konsulatasi dengan Qamal.
Pernyataan itu dijawab Qamal "Lah, apakah saya harus mengatakan lapangan itu bagus kalau ternyata jelek. Saya ini agronom dan tahu bahwa kebutuhan rumput di lapangan harus full sinar matahari. dan bagaimana kondisi media tanamnya," urainya.
Dia menambahkan, "Apakah harus saya tutupi kondisi sebenarnya dan mengatakan bahwa media tanamnya bagus, kondisi rumputnya bagus. Apakah itu harus saya tutupi. Kan tidak. Saya ini orang agronom. Saya harus menjelaskan apa adanya. Saya bukan orang politik. Makasih," tutupnya. (fajar)