Apresiasi Kinerja Ekonomi, Mukhtarudin: Kita Harapkan Bisa Bertahan Hingga Akhir Tahun 2023

  • Bagikan
Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin

Selaras dengan Indonesia, di Amerika Serikat sendiri puncak inflasi terjadi pada Juni 2022 dilevel 9,1 persen, setelah itu menunjukkan tren turun, di Januari 2023 menjadi 6,4 persen dan per Mei 2023 tinggal 4.0 persen.

Tren serupa bisa dilihat di daratan Eropa, puncak inflasi pada Oktober 2022 dilevel 10,6 persen, turun bertahap, pada Juni 2023 bahkan sudah mencapai 5,5 persen.

"Dengan melihat kondisi tersebut, pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia pada semester I tahun 2023, diperkirakan akan mencapai 7,8-8,3 persen dan 1,5- 2,0 persen. Kondisi ini kita harapkan bisa bertahan hingga akhir tahun 2023," tandas Mukhtarudin.

Kesinambungan Fiskal

Pengelolaan pembiayaan anggaran tahun 2023 hendaknya dilaksanakan dengan tetap menjaga kesehatan APBN dan kesinambungan fiskal.

Artinya, menurut Mukhtarudin, pemerintah perlu
terus berhati-hati, mengingat pembiayaan utang merupakan komponen terbesar sumber pembiayaan dalam menutup defisit anggaran. Kinerja pembiayaan utang akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi portofolio, pasar SBN, serta fluktuasi nilai tukar rupiah.

Oleh sebab itu, Banggar DPR RI berharap Pemerintah senantiasa mengelola utang secara hati-hati dengan risiko yang terkendali melalui komposisi optimal, baik mata uang, suku bunga, maupun jatuh tempo.

Selain itu, berbagai faktor risiko global tetap perlu diwaspadai dan tetap harus prudent dalam melaksanakan APBN 2023 agar capaian atas target defisit anggaran tetap terjaga.

"Kita berharap evaluasi kinerja semester I APBN tahun 2023 bisa menghasilkan perbaikan kinerja pada pencapaian semester II APBN tahun 2023, sehingga target APBN 2023 dengan outlook yang dicapai pada akhir tahun 2023, tidak akan terlalu jauh berbeda.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan