FAJAR.CO.ID -- Perang Rusia-Ukraina sudah berlangsung selama hampir 17 bulan. Perang yang terjadi sejak 24 Februari 2022 lalu ini awalnya dipicu keinginan Ukraina bergabung sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
Setelah beberapa kota di Ukraina hancur digempur tentara Rusia, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam ajang KTT NATO di Lituania, mengatakan bahwa dukungan terhadap Ukraina bukanlah untuk menjadi anggota NATO.
Menurut Biden, Amerika dan NATO hanya memberikan dukungan pada Ukraina untuk menghadapi Rusia saja.
Tentang keanggotaan Ukraina di NATO, Biden mengemukakan, Ukraina harus melewati berbagai rangkaian tahapan diskusi dengan anggota lainnya.
KTT NATO di Lituania yang dihadiri Joe Biden selaku Presiden Amerika bertujuan menunjukkan solidaritas dengan Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia.
Selain itu juga membicarakan tentang pengajuan keanggotaan dari Swedia yang ditolak oleh Tayyip Erdogan selaku Presiden Turki.
Selain ke Lituania, Biden juga bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak serta Raja Charles di Windsor.
Dalam pertemuan dengan Raja Charles selain membicarakan tentang perubahan iklam, juga membicarakan tentang Rusia dan China.
Saat di Lituania, Biden mengatakan butuh kehati-hatian dalam menerima Ukraina sebagai anggota NATO.
Biden tidak mau jika NATO harus terseret dalam perang dengan Rusia jika menerima Ukraina sebagai anggota NATO.
"Saya kira tidak ada kebulatan suara di NATO apakah Ukraina akan menjadi anggota NATO saat ini, apalagi dalam kondisi perang,” terang Biden.