Bidang spesialisasi pun kian banyak. Dokter spesialis punya organisasi sendiri-sendiri pula. Menurut Dahlan, dari IDI yang paling diperlukan adalah di bidang penegakan kode etik. IDI adalah polisi kode etik, tetapi organisasi itu perlu senjata. Setidaknya pentungan.
"Rekomendasi IDI adalah senjata itu. Bagi dokter yang bandel tidak akan mendapat rekomendasi IDI untuk berpraktik. Senjata itu kini dilucuti. Tanpa senjata, IDI tentu akan lebih sulit menegakkan kode etik," lanjutnya.
Sekarang, senjata itu di tangan pemerintah. Pemerintah tidak berhak menjaga kode etik. Yang dijaga pemerintah adalah peraturan dan perundangan.
"Hanya dokter yang melanggar peraturan yang bisa ditindak oleh pemerintah," tulisan Dahlan.
Dokter Bisa Praktik
Meski Dipecat dari IDI, Dahlan menilai dengan hilangnya senjata itu, IDI praktis hanya akan jadi paguyuban.
Konon IDI memang masih bisa memecat dokter yang melanggar kode etik. Yakni dipecat dari keanggotaan IDI.
"Namun, tidak jadi anggota IDI toh tetap bisa berpraktik atas izin pemerintah," tulisan Dahlan.(disway/fajar)