FAJAR.CO.ID -- Elektabilitas bakal calon presiden atau bacapres masih dinamis. Pilihan cawapres menentukan elektabilitas masih bisa naik atau malah anjlok.
Bakal cawapres harus mewakili segmentasi di luar segmentasi yang telah dikuasai oleh bakal capres. Pilihan cawapres dari tokoh yang mendapat dukungan Nahdlatul Ulama atau NU digadang-gadang dapat mendongkrak dukungan terhadap capres.
Direktur Politik dan Hankam Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Moch. Nurhasim menilai Ganjar Pranowo harus mendapatkan cawapres pendamping yang bisa menguatkan suara. Hal itu disampaikan Nurhasim saat menjadi narasumber di acara rilis survei nasional Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bertajuk 'Capres Pilihan Millenial Kampus' di kawasan Semanggi, Jakarta, Sabtu (15/7).
Nurhasim menilai elektabilitas bacapres masih dinamis sehingga Ganjar Pranowo tetap harus waspada. Ganjar harus menemukan langkah-langkah kreatif untuk mempertahankan dan meningkatkan elektabilitas. Salah faktor penentu nanti adalah bakal Cawapres Ganjar Pranowo.
"Jadi, cawapresnya harus bisa mendukung elektoral Ganjar, bukan hanya dari sisi punya modal tetapi harus mewakili segmentasi pemilih di luar segmentasi pemilih saat ini yang mendukung Ganjar," tutur Nurhasim.
Dia menilai, jika cawapres berasal dari segmentasi yang sama, tidak akan ada gunanya. "Itu pertimbangannya hanya calon dari NU atau tokoh lain sebagian dari NU atau dari kubu Prabowo atau Anies. Ini tergantung strategi calon presiden yang akan diusung," pungkas Nurhasim.
Di sisi lain, Nurhasim menilai tidak heran jika milenial kampus menempatkan Bacapres Ganjar Pranowo sebagai Capres ideal berdasarkan survei LPI. Sebab, Ganjar Pranowo memiliki pengalaman yang dapat diandalkan untuk memimpin Indonesia di masa mendatang.