FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Minggu 26 Oktober 2014, Presiden Joko Widodo mengumumkan 34 nama menteri dalam kabinetnya dengan sebutan 'Kabinet Kerja'.
Posisi Menteri Pertanian kala itu dipercayakan kepada Andi Amran Sulaiman. Presiden Joko Widodo memperkenalkan Amran sebagai petani muda dari desa tapi sukses membangun di tengah himpitan ekonomi.
"Beliau ini praktisi, pemikir dan wirausaha muda. Dia ini petani muda dari desa yang berhasil membangun di tengah defisit pertanian kita," kata Jokowi di halaman depan Istana Negara, Jakarta.
Amran adalah insinyur pertanian jebolan Universitas Hasanuddin Makassar. Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini pernah menjadi direktur di PTPN XIV Sulawesi.
Dia juga pemegang hak paten sekitar 8 racun pembasmi hama pertanian khususnya tikus.
Andi Amran Sulaiman merupakan pengusaha sukses asal Sulawesi Selatan. Di bawah bendera Tiran Group, pria kelahiran Bone 27 April 1968 itu telah membangun kerajaan bisnis hingga lahir puluhan anak usaha.
Selama mengomandoi Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Amran berhasil mewujudkan kedaulatan pangan sekaligus mengangkat harkat dan martabat kesejahteraan petani Indonesia.
Kebijakan Mentan betul-betul pro kepada petani, pro pada produk pangan dalam negeri dan dikenal sebagai Menteri anti-impor.
Bahkan untuk revolusi mental aparatur sipil Kementan menempatkan Satgas KPK di Kantor Kementan guna mengawal program dan anggaran.
Dalam kepemimpinan Mentan Amran, Kementerian Pertanian memang melakukan berbagai terobosan baik dalam internal kementerian maupun terobosan dalam menggenjot produksi pangan nasional.
Satu hal yang paling menonjol dari sosok Andi Amran Sulaiman adalah sikap ketegasannya.
Selama menjabat mentan, tidak hanya menyelesaikan tantangan bidang pangan seperti beras, jagung, cabai, bawang merah dan lain sebagainya. Menteri Amran juga melakukan reformasi mental SDM (sumber daya manusia) Pertanian, bersih-bersih kantor, dan penertiban aparatur.
Tidak berhenti di situ, Menteri Amran melakukan demosi dan mutasi 1.296 pegawai Kementan. Dari jumlah itu, demosi dan mutasi juga dilakukan terhadap 435 pegawai Badan Karantina Pertanian.
Dalam hal tak berkompromi dengan segala bentuk KKN, Andi Amran pernah dalam waktu sehari mencopot lima pejabat pada satu direktorat jenderal Kementan, yakni satu pejabat eselon 1 dan 4 direkturnya.
Itu dilakukan malah sebelum KPK mentersangkakan oknum tersebut. Ketika itu ada yang mengatakan Mentan terlalu cepat memecat orang, tapi akhirnya mereka mengapresiasi langkah cepat dan tegas Mentan.
Suatu ketika, pada pukul 10 pagi, Mentan menerima laporan salah satu oknum pegawainya melakukan pungli dan terkonfirmasi kebenarannya.
Lantas, pada pukul 11 pagi, sudah ditandatangani SK Pemecatan No. 539/2017 kepada MS (inisial oknum tersebut) terkait tindakan penyelewengan program cetak sawah.
Demikian pula,Mentan memecat AA terkait tindak pidana pada kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD) dalam proses hukum di Kejaksaan Agung dan memecat EM pada kasus korupsi pengadaan pupuk hayati APBN 2013 yang saat ini dalam proses hukum di KPK.
Sejak memimpin Kementan, Andi Amran juga mengembangkan sistem pengendalian gratifikasi di lingkungan kantor. Ini sudah menjadi tradisi Andi Amran tidak mau menerima bingkisan dalam bentuk apa pun baik di rumah maupun di kantor.
Bila ada yang mengirim bingkisan, langsung dilaporkan ke KPK. Terbukti, Kementan memperoleh penghargaan dari KPK pada saat hari anti-korupsi sedunia Desember 2017, atas prestasi kategori sistem pengendalian gratifikasi terbaik.
Memang jauh sebelum menjabat menteri dan masih menjadi pengusaha, Andi Amran sudah biasa melakukan inspeksi mendadak (sidak) kepada bawahannya.
Setelah menjadi menteri, Andi Amran memakai baju kaos, celana jeans dan sepatu kets, naik taksi sendiri ke Karantina Tanjung Priok, juga ke Tanjung Perak Surabaya maupun ke Pelabuhan Makassar.
Dia menyamar ikut antre mengurus perizinan karantina dan dipungli oleh oknum petugas karantina, sehingga Andi Amran langsung memberikan sanksi.
Hasilnya kini dwelling time UPT Karantia per November 2017 berkisar 9-15 jam, dalam hitungan jam saja, bukan hari lagi.
Hasil kerja keras tersebut perlahan mulai menampakkan hasilnya. Bahkan tak urung, Presiden Jokowi memberi ‘acungan jempol’ terhadap kinerja tersebut.
Mantan Menteri Pertanian era Jokowi-Jusuf Kalla memang beda. Tidak seperti umumnya para pejabat menteri yang setelah menyelesaikan tugasnya, harta kekayaannya bertambah.
Kekayaan Founder Tiran Group ini malah menyusut sebesar Rp 50 miliar.
Berdasarkan laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) yang disampaikan Amran kepada KPK, jumlah harta kekayaan Amran Sulaiman per 31 Desember 2018 tercatat Rp274.902.380.449, serta utang sebesar Rp309.380.449.
Jumlah harta kekayaan Andi Amran Sulaiman itu kemudian menyusut selama menjadi menteri di kabinet Jokowi-JK periode 2014-2019.
Pasalnya, pada laporan harta kekayaan yang disampaikan ke KPK per 5 November 2014, atau tahun pertama menjadi Menteri Pertanian, Amran Sulaiman memiliki harta kekayaan sebesar Rp.325.269.766.352, atau menyusut sekitar Rp50.367.385.903.
Jumlah kekayaan yang berkurang selama menjabat 5 tahun menteri bisa diindikasikan bila Andi Amran Sulaiman memang merupakan sosok yang integritasnya menjulang.
Bahkan tidak hanya itu, dari indikasi berkurangnya kekayaan Andi Amran mempertegas bila sosok ini bila diberi amanah, dia bahkan rela mengorbankan apa pun untuk kesuksesan program yang dicanangkan pemerintah.
"Saya ingin kehidupanku diridhoi Allah SWT. Kebahagianku kalau aku hadir di tengah orang, dia tersenyum dia bahagia. Kuncinya kerja keras, jujur, bangun persahabatan, baik sama semua orang. Bangun karakter baik dan selalu berbaik sangka," tutur Amran belum lama ini. (dra/fajar)