FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Bank Indonesia (BI) Sulsel kembali menggelar ekspedisi "Rupiah Berdaulat". Tahun ini menyasar lima pulau terpelosok di Sulsel.
Sebut saja, Pulau Kalaotoa, Pulau Kayuadi, Pulau Bonerate, Pulau Jinato, dan Pulau Selayar. Ekspedisi ini menggunakan KRI Tongkol 813 dengan lama perjalanan 17-22 Juli 2023.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan, ekspedisi ini mendekatkan dan memperkenalkan rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia, sudah dilakukan sejak 2016 lalu. Ekspedisi ini menjadi yang kesembilan kalinya.
"Selain itu, sosialisasi mata uang baru juga akan digencarkan. Bertujuan meminimalisasi uang tak layak edar di tengah masyarakat. Jadi misinya dalam rangka clean money membuka layanan tukar rupiah," jelas pria yang akrab disapa Pak Cik ini, usai melepas KRI Tongkol 813 di Dermaga Lantamal VI, Senin, 17 Juli 2023.
Hal ini penting, sebab masyarakat di pulau terluar perlu memahami adanya perubahan bentuk dan motif pada lembaran rupiah terbaru.
"Untuk sosialisasi uang baru, kita akan kumpulkan masyarakat ke aula kelurahan. Manfaatnya sangat dirasakan masyarakat di pulau terluar. Sebab akses ke kota sangat kecil, dan uang yang mereka miliki kebanyakan tidak layak edar," sambungnya.
Ekspedisi ini juga membawa tujuh macam bantuan sosial yang dibutuhkan masyarakat kepulauan. "Kita salurkan bantuan sosial BI. Di antaranya, tandon air, genset, dudukan kayu, sembako, peralatan ibadah, peralatan olahraga, dan jaket," lanjut suami Nining ini.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sulsel, Ichsan Mustari, berharap, ekspedisi ini dapat memenuhi jumlah uang fisik di seluruh pelosok Sulsel. Serta pemerataan jumlah uang di daerah.
"Kita yakin dan percaya dukungan TNI, ekspedisi berdaulat mendistribusikan uang rupiah ke pelosok Sulsel. Juga menarik uang lusuh di daerah terpencil," pungkasnya. (*/fajar)