Namun, skor pengiriman internasional turun dari 3,23 (2018) menjadi 3 (2023). Begitu juga dengan kompetensi dan kualitas logistik di Indonesia skornya turun dari 3,1 (2018) menjadi 2,9 (2023).
Untuk skor indikator pelacakan dan penelusuran serta timeline juga turun. Pelacakan dan penelusuran tercatat turun dari 3,3 (2018) menjadi 3 (2023) dan timeline merosot dari 3,67 (2018) menjadi 3,3 (2023).
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga mengungkap fakta penurunan logistik di Indonesia. Dia mencontohkan konektivitas antar pulau-pulau besar sejak tahun 2020 menurun drastis.
“Bila jujur mengakui, sejak 2020 conectivity di dalam pulau-pulau besar, antar pulau besar di Indonesia menurun drastis,” kata Susi dalam keterangannya, Rabu, (19/7/2023).
Dia mencontohkan penerbangan Banjarmasin ke Palangkaraya menurun karena harus transit ke Jakarta terlebih dahulu.
“Ex: dulu dari Banjarmasin ke Palangkaraya/ Balikpapan. Bengkulu Palembang/ tanjungkarang terhubung langsung. Sekrang, semua harus ke jakarta dulu!!,” tutur Susi.
Pemilik maskapai penerbangan Susi Air ini juga menyebut kondisi daerah lain juga seperti itu. Belum lagi bandara terus bertambah sedangkan penerbangan berkurang.
"Begitu juga daerah-daerah lainnya. Bandara baru bertambah tapi penerbangan berkurang. Biaya makin tinggi waktu makin lama. Biaya tranaportasi laut pun bertambah. Kontainer Kupang Jakarta jauh lebih mahal daripada Darwin Jakarta dll," tandasnya. (fajar)