Fakta membuktikan, walaupun di tahun 2015 pertanian Indonesia dalam kondisi El-Nino, Program Upaya Khusus (Upsus) ternyata berhasil meningkatkan produksi pangan secara tangguh. Pertama, produksi padi 2015 naik 6,42 persen, jagung naik 3,18 persen dan kedelai naik 0,86 persen dibandingkan tahun 2014 (BPS 2016).
Empat program, yakni irigasi, bantuan alsintan, subsidi pupuk, pendampingan dan lainnya dengan tingkat kepuasan petani 76,8 persen kepuasan tertinggi pada pendampingan sebesar 89,6 persen (INDEF 2016). Demikian juga survei CSIS kepuasan terhadap pemerintahan JOKOWI selama dua tahun naik dari 50,6 persen menjadi 66,5 persen dan petani menjadi lebih optimis dan bahagia.
Keberhasilan program pertanian ini dianalisis olehThe Economist Intelligence Unit menunjukkan indeks ketahanan pangan global atau Global Food Security Index (GFSI) tahun 2016 Indonesia meningkat dari peringkat ke 74 menjadi ke 71 dari 113 negara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami perubahan terbesar pada indeks keseluruhan (2.7). Aspek Ketersediaan Indonesia tahun 2016 berada pada peringkat ke 66, jauh di atas peringkat Keseluruhannya (ke-71).
Dalam pandangan mantan Kepala Balitbang Kementan yang saat ini menjabat peneliti di BRIN serta ketua Perhimpunan Sarjana Agronomi Indonesia, Prof. Andi Ahmad Syakir, Andi Amran Sulaiman merupakan aset bangsa yang sangat berharga.
“Beliau adalah profesional tulen, punya integritas tinggi, pekerja keras serta memiliki visi yang jauh menjangkau ke depan”, katanya saat dihubungi, (15/7).