Luhut Marah ke Bank Dunia Akibat Indeks Logistik Menurun, Kemenko Perekonomian Atur Strategi

  • Bagikan
Luhut Binsar Panjaitan (Foto Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewantoro)

FAJAR.CO.ID -- Indeks Logistik Indonesia anjlok. Bank Dunia menurunkan peringkat Logistics Performance Index (LPI) dari peringkat 46 ke peringkat 63.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kemarahan atas anjloknya indeks logistik Indonesia ini.

Luhut menilai penurunan tersebut bertentangan dengan upaya perbaikan yang telah dilakukan pemerintah selama ini.

"Kita tidak boleh menutup diri kalau harus ada perbaikan, nggak perlu kecil hati, tapi harus transparan," kata Luhut Panjaitan.

Meski begitu, Luhut mengaku tetap akan memanggil Bank Dunia atau World Bank.

"Saya akan panggil nanti World Bank. Saya mau tanya 'Heh (Bank Dunia), di mana (kekurangan Indonesia), tell me!'. Supaya kita tahu, diperbaiki. Jangan tiba-tiba kita turun 17 peringkat dari 46 jadi 63," kata Luhut dengan tegas.

Seperti diketahui, kinerja sektor logistik Indonesia ditunjukkan oleh capaian Logistics Performance Index (LPI) yang pada tahun 2023 sendiri menempati skor sebesar 3,00.

LPI merupakan alat ukur dalam mengidentifikasi tantangan peluang di dalam logistik perdagangan.

"Beberapa yang diukur ini sebenarnya berdasarkan survei-survei terhadap para pelaku usaha," ungkap Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam acara "Bincang Stranas PK: Kok Bisa Rapor Logistik Turun Saat Pelabuhan di Indonesia 20 Besar Terbaik Dunia", dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/7/2023).

Capaian LPI tahun 2023 menujukkan penurunan dari tahun 2018 yang sebesar 3,15. Penurunan disebabkan menurunnya indikator penilaian yang memerlukan partisipasi pihak swasta seperti kompetensi dan kualitas layanan logistik, kemampuan tracking dan tracing, kemudahan layanan pengapalan ke Indonesia, serta frekuensi kesesuaian jadwal waktu barang diterima.

Adapun, indikator penilaian yang menjadi kontrol Pemerintah seperti efisiensi proses clearance oleh Lembaga Pengendali Perbatasan dan kualitas infrastruktur pendukung menunjukkan kinerja yang baik.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Pemerintah menilai perlu dilakukan upaya penataan ekosistem logistik melalui penerapan National Logistics Ecosystem (NLE).

NLE merupakan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak berkaitan dengan arus logistik barang, sistem perbankan, sistem transportasi pergudangan, dan entitas-entitas lainnya yang termasuk di dalam NLE.

Telah diimplementasikan secara bertahap hingga 46 pelabuhan pada tahun 2023, penerapan NLE tersebut didasarkan pada empat pilar utama, yakni perbaikan layanan Pemerintah di bidang logstik melalui simplifikasi proses bisnis berbasis elektronik.

Kemudian kolaborasi sistem layanan logistik antarpelaku kegiatan logistik, kemudahan dan fasilitasi pembayaran antarpelaku usaha terkait proses logistik, dan penataan sistem dan tata ruang kepelabuhanan serta jalur distribusi.

"Penerapan NLE ini salah satu inisiatif Pemerintah di bidang logistik yang bisa menjangkau berbagai indikator di LPI tadi. Kalau NLE ini bisa 100 persen, kita mandatorikan dan bisa efektif, mudah-mudahan bisa memperbaiki keenam indikator LPI tadi," pungkas Sesmenko Susiwijono.

Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan upaya lain untuk meningkatkan kinerja LPI Indonesia melalui berbagai kebijakan. Mulai dari menyelesaikan tindak lanjut hasil Rakortas Menteri terkait NLE, memperkuat kebijakan dalam Standarisasi Layanan Kepelabuhanan, mendorong perbaikan kinerja Perusahaan Kurir dan Pos, penyempurnaan regulasi, proses bisnis dan sistem terkait implementasi Lartas, API-P & API-U, dan Neraca Komoditas, hingga sosialisasi aturan dan kebijakan kepada pelaku usaha logistik internasional dan domestik. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan