FAJAR.CO.ID--Hari ini, Jumat, 28 Juli 2023, usia HM. Alwi Hamu, genap 79 tahun. Deras-lunaknya gelombang kehidupan telah mengukir perjalanan hidup owner Fajar grup ini. Ada kemudahan setelah kesulitan.
Kandungan Al-Qur'an Surat Al Insyirah Ayat 5 tersebut selalu diulang-ulang Haji Muhammad "Alawy" Haji Muhammad yang kemudian dikenal dengan nama keren; HM Alwi Hamu, pada berbagai kesempatan.
Pria kelahiran Jumat, 28 Juli 1944 itu, sangat yakin dengan surat ke-94, yang diturunkan di Kota Makkah, yang menganjurkan umat Islam percaya dengan pertolongan dan jaminan Allah, bahwa kesusahan adalah jembatan menuju kesuksesan.
Dalam riwayat Imam Tirmidzi, disebutkan Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya keberhasilan ada bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesusahan, dan sesungguhnya bersama kepayahan ada kesenangan."
Optimisme mengalir kental dalam diri Alwi Hamu, yang mulai mengenal dunia jurnalistik sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan tak lekang hingga kini. Saat dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua Ikatan Pers Mahasiswa di usianya yang ke-22, AH -- demikian kami akrab menyapa -- yang ketika itu kuliah dan aktif di senat Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, bersama sejumlah aktivis mahasiswa, mendirikan koran KAMI Sulawesi Selatan.
Kala itu juga, bersama Jusuf Kalla dan sejumlah aktivis kampus, AH, melahirkan buletin HMI “IDJO itam BERDJUANG” di Makassar. Seiring perjalanan waktu, saat kualitas percetakan menjadi tuntutan pasar, AH muda bolak balik ke Muntilan, daerah yang terletak di bagian selatan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hanya untuk membeli huruf timah beberapa kilogram.
Huruf-huruf yang terbuat dari timah yang di bagian atasnya memuat gambar huruf terbalik disusun satu per satu untuk jadi berita yang disajikan kepada pembaca. Perjalanan panjang lalu membawa AH mendirikan Koran FAJAR, yang kini terus bertransformasi menjadi perusahaan besar yang bergerak di sektor media, dan non media.
Sukses di Indonesia, AH pun terus mengembangkan sayap ke luar negeri, dengan menghadirkan media berbahasa Indonesia di Hongkong, Singapura, Taiwan, dan Australia.
Semua itu dilakukan sebagai dukungan membangun pers berkualitas. Inspirasinya dari Surat Al Insyirah ayat 5. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
Bicara soal olahraga, nama HM Alwi Hamu tak bisa dilepaskan begitu saja. Jejaknya panjang, dan patut dicatat dengan tinta emas sejarah. Saat menjadi pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulsel, bersama pengurus lainnya berhasil menggelar kejuaraan nasional di Makassar.
Ketika itu, even tersebut dibuka langsung Ketua Umum PBSI Try Sutrisno. Disaksikan tokoh olahraga nasional dan pendiri Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS), Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta. Alwi Hamu juga sukses menggelar lomba pacuan kuda di arena pacuan kuda Jalan Dg Tata, Parangtambung.
Habibie Cup
Tidak hanya itu. Di cabang olahraga lainnya, guna mencari bibit pemain yang mumpuni di Sulsel, Alwi Hamu menggagas turnamen sepakbola. Maka lahirlah Habibie Cup, dengan menggandeng Pemkot Parepare yang saat itu dipimpin HM Mirdin Kasim.
Walhasil, turnamen yang kick off untuk pertamakalinya pada Kamis, 14 Juni 1990 di Stadion Andi Makkasau, Kotamadya Parepare telah berhasil melahirkan banyak bintang pemain potensial dan mengisi skuad PSM Makassar.
Sebut misalnya Syamsul Chaeruddin, Andi Oddang, Hamka Hamzah, Ayub Khan, Irsyad Aras, Ahmad Amiruddin, Ali Baba, Ronny Ririn, dll. Turnamen tertua di Sulsel ini didedikasikan kepada Prof. Dr.-Ing. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, yang ketika perhelatan pertama adalah Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (Menristek RI dan Kepala BPPT).
Alwi Hamu, Mirdin Kasim, BJ Habibie adalah tiga putra kelahiran Parepare yang jadi tonggak sejarah Habibie Cup, dengan pelaksanaan pertama di Stadion Andi Makkasau Kota Cinta Habibie Ainun.
Jual Vespa
Masih soal sepak bola. Suatu ketika, saat PSM mengalami kesulitan finansial, Alwi Hamu yang aktif di kepengurusan PSM waktu itu, rela menjual motor vespa kesayangannya, demi membantu agar roda PSM kembali berputar.
Alwi Hamu juga sangat peduli soal sejarah. Tak heran kemudian pada satu kesempatan, ia melontarkan gagasan menjuluki tim PSM dengan julukan sebagai Pasukan Ramang.
Seperti diketahui, Andi Ramang, pemain PSM Makassar yang terkenal sebagai satu di antara pemain terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Itulah sebabnya nama Si Kancil yang di data dokumen FIFA tercatat dengan nama Rusli Ramang dan fenomenal dengan tendangan saltonya, harum sepanjang masa. (fis/fajar)