FAJAR.CO.ID, BANYUMAS-- Saat pimpinannya menjadi tersangka kasus dugaan korupsi, aktivitas di Basarnas tetap berlangsung sebagaimana mestinya. Kemarin Jawa Pos menyaksikan itu di kantor pusat Basarnas di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat. Pelayanan tetap berjalan.
Itu pula yang tengah dilakukan di kawasan pertambangan emas rakyat, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, untuk mengevakuasi delapan penambang dari lubang galian.
Tiga kantor SAR, yaitu SAR Cilacap, SAR Semarang, dan SAR Jogjakarta, terlibat dalam evakuasi. Termasuk timTNI-Polri dan BPBD. Namun, sampai hari kedua kemarin, tim gabungan belum berhasil mengeluarkan para penambang.
Kemarin evakuasi dimulai dengan melanjutkan kembali penyedotan air menggunakan mesin pompa.
”Penyedotan air menggunakan enam unit mesin pompa air submersible. Mesin ini lebih besar dari kemarin (Rabu, 26/7),” ungkap Adah Sudarsa, kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR mission coordinator (SMC). ”Kami juga berusaha menutup titik resapan air dari beberapa titik,” lanjutnya.
Langkah kedua yang dilakukan tim SAR gabungan adalah memakai kamera hole milik ESDM Provinsi Jawa Tengah untuk mencari tahu isi lubang tersebut.
”Dari pemantauan yang menggunakan kamera hole tersebut, terlihat banyak pipa untuk membuang air dan kabel listrik blower milik penambang,” ujar Adah.
Berdasar informasi yang diterima Basarnas, delapan penambang terjebak di lubang galian sejak Selasa (25/7) malam. Tepatnya sejak pukul 23.00. Mereka terjebak karena air tiba-tiba masuk dan menggenangi lubang tambang di kawasan pertambangan emas rakyat tersebut. Diduga, para penambang berada di kedalaman lebih dari 50 meter.
Berdasar data Basarnas, delapan penambang emas tersebut, antara lain, Cecep Suriyana, 29; Muhamad Rama A. Rohman, 38; Ajat, 29; Mad Kholis, 32; dan Marmumin, 32. Lalu, Muhidin, 44; Jumadi, 33; dan Mulyadi, 40. ”Delapan penambang emas tersebut berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat,” ungkap Adah.
Rencananya, tiga personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) membantu evakuasi delapan penambang tersebut.
Diketahu, Komando Pasukan Katak biasa mengemban tugas operasi rahasia seperti, Operasi Amfibi, Operasi Khusus dan dukungan-dukungan lain guna memperlancar Operasi-operasi TNI Angkatan Laut. Mereka memiliki spesialisasi selam terbaik di TNI.
”Sekarang ini obstacle-nya (rintangan, Red) banyak. Tentunya kami akan melaksanakan dengan prioritas keselamatan penyelaman,” kata Danlanal Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno dikutip dari Radar Banyumas. (syn/wan/lyn/tyo/win/c14/fal)