Nilai Ditangan Airlangga Golkar Kehilangan Marwah dan Martabat Sebagai Partai Besar, Pengamat Sebut Elite Golkar Gelisah

  • Bagikan
Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto

Lebih jauh Bawono, salah satu indikator meningkatnya suara partai jelang Pemilu adalah tampilnya kader terbaik partai sebagai capres atau cawapres, karena memberikan cocktail efek bagi suara partai.

“Partai itu memang tidak terlalu dilihat oleh pemilih, lebih kepada figur dan partai-partai yang memiliki figur menjanjikan sebagai calon presiden itu sangat diuntungkan tentu saja, apalagi Pemilunya berlangsung secara bersamaan. Sehingga ditengarai ada potensi efek ekor jas itu, cocktail efek,” paparnya.

Bawono menerangkan partai yang relatif stabil dan cenderung mengalami peningkatan suara itu berkat figur yang diusung seperti halnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan berkah bagi PDI Perjuangan dan juga Prabowo Subianto ketum Gerindra yang terus maju sebagai capres memberikan sebuah keuntungan bagi partai.

“Nah kalau kita lihat sebenarnya secara umum partai-partai yang stabil suaranya tidak mengalami penurunan dari survei-survei yang kami lakukan itu kan cuman ada dua, PDIP dan Gerindra, karena dua partai itu bisa dipahami PDI Perjuangan kan partainya Pak Jokowi, kalau publik melihat kinerja Pak Jokowi berarti juga PDI Perjuangan mendapatkan dampak positifnya, ditambah lagi mereka punya calon presiden yang memiliki daya saing elektoral yang baik yaitu Ganjar pranowo," ucapnya.

"Nah Gerindra juga jelas bahwa mereka memiliki figur untuk dijual sebagai calon presiden dan satu hal yang menjanjikan untuk memimpinnya,” tutup Bawono.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan