FAJAR.CO.ID, DENPASAR - KM Sanjaya 86 yang dikabarkan hilang kontak di perairan selat Bali, Sabtu (22/7) sampai saat ini belum ditemukan. Oleh karena itu, Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) memutuskan menghentikan pencarian, Senin hari ini (31/7) setelah lebih dari tujuh hari melakukan pencarian.
“Upaya pencarian KM Sanjaya 86 sudah memasuki hari kesepuluh. Basarnas Bali memutuskan menghentikan pemantauan,” ujar Kepala Kantor Basarnas Bali Nyoman Sidakarya.
Namun, kata Nyoman Sidakarya, upaya pencarian masih dilakukan agen kapal, yakni PT Sentral Benoa Utama. PT Sentral Benoa Utama mengerahkan KM Sanjaya 18 dan 98 untuk melacak KM Sanjaya 86 yang berawak 16 anak buah kapal (ABK).
"Komunikasi saya terakhir pada hari ini, KM Sanjaya 18 maupun KM Sanjaya 98 masih melakukan pencarian," kata Nyoman Sidakarya.
KM Sanjaya 86 yang dinakhodai Jamar Suluge mendapat izin berlayar mencari ikan dari Syahbandar Pelabuhan Benoa pada 20 Juli 2023 pukul 16.30 WITA.
Kapal lalu bergerak menuju lokasi fishing ground.
Namun, baru dua hari berlayar, Basarnas Bali menerima informasi dari pemilik kapal PT Sentral Benoa Utama, KM Sanjaya 86 menghilang. Dalam laporannya, kapal mengalami kebocoran, tetapi dalam perkembangannya pihak agen menyatakan kapal dihantam gelombang.
Basarnas Bali berkoordinasi dengan VTS Benoa untuk memapelkan tentang adanya kapal hilang kontak di sekitar Selat Bali kepada kapal-kapal yang melintas di area tersebut.
Syahbandar, Polair, SROP dan KSOP bersiaga menggali informasi dari beberapa pihak. Kondisi cuaca pada saat kejadian memang tidak bersahabat. BMKG menyatakan untuk wilayah perairan itu gelombangnya dikategorikan tinggi, yakni antara 2,5 hingga empat meter.
