Pada periode yang sama sejumlah beban berhasil ditekan, seperti beban promosi turun 8,1% yoy menjadi Rp298,74 miliar dan beban lainnya susut 5,73% yoy menjadi Rp7,39 triliun. Alhasil, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun dari 64,26% pada kuartal I-2022 menjadi 60,7% pada kuartal I-2023.
Portofolio kredit BRI yang didominasi oleh kredit mikro juga diperkirakan mampu menjaga Net Interest Margin (NIM) di era suku bunga tinggi. Berbeda dengan bank besar lain yang lebih banyak bermain pada sektor korporasi yang terbilang sensitif terhadap suku bunga dan juga ketidakpastian ekonomi baik domestik maupun global. Oleh karena itu, dalam setahun ke depan saham BBRI diproyeksi oleh analis dapat melesat maksimal ke level Rp6.800 dengan nilai rata-rata Rp5.975,-. (*/FNN)