FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pengembangan industri baterai litium di Kabupaten Bantaeng diharapkan menjadi daya tarik investasi. Tahun ini, Pemprov Sulsel menargetkan investasi Rp14 triliun.
Selain Bantaeng, Kota Parepare juga berpotensi jadi tujuan investasi. Potensi investasi di kota industri tanpa cerobong asap itu di sektor perhotelan. Parepare menjadi tujuan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), namun kapasitas hotel terbatas.
Kabupaten Sinjai juga potensial menarik investasi di sektor industri pengalengan ikan sarden terintegrasi. Termasuk Kabupten Selayar dengan pengembangan kawasan minapolitan. Sementara di Kabupaten Bone mengandalkan pengolahan rumput laut.
Proposal Investment Project Ready to Offer (IPRO) lima daerah tersebut masuk lima terbaik di Sulsel. IPRO merupakan program forum Percepatan Investasi, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan (PINISI SULTAN) yang digagas Bank Indonesia (BI) dan Pemprov Sulsel.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulsel Causa Iman Karana menuturkan kegiatan ini untuk mengidentifikasi proyek potensial kabupaten dan kota di Sulsel yang siap ditawarkan kepada investor. Causa berharap program ini menggenjot investasi agar ekonomi Sulsel melejit.
Mantan Kepala Perwakilan BI Tokyo itu mengemukakan, perekonomian Sulsel tumbuh sebesar 5,29 persen (yoy) pada triwulan I 2023. Salah satu penopangnya komponen investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang meningkat sebesar 5,27 persen (yoy).
Komponen itu berupa investasi bangunan maupun nonbangunan. Sementara realisasi investasi Sulsel dari PMA maupun PMDN meningkat sebesar 42 persen (yoy) atau Rp3,04 triliun.
"Momentum meningkatnya investasi tersebut perlu dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Sulsel," kata Causa pada South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2023 di Four Points Hotel by Sheraton Makassar, Senin, 31 Juli.
Causa mengatakan, kegiatan ini mengundang 24 kabupaten dan kota se-Sulsel untuk menyampaikan proposal Investment Project Ready to Offer (IPRO). Selanjutnya, juga telah dilaksanakan proses seleksi, verifikasi lapangan, dan coaching presentasi IPRO.
"SSIC kali ini menjaring 24 usulan projek investasi senilai Rp9,12 triliun dari 24 kabupaten dan kota di Sulsel. Dan diambil 5 projek investasi terbaik," tambahnya.
Pria pencinta Vespa ini menuturkan, SSIC 2023 memberikan dampak positif berupa meningkatknya awareness stakeholders pemerintah daerah akan pentingnya mempersiapkan project investasi. Selain itu, kegiatan SSIC juga meningkatkan exposure project investasi di daerah Sulsel ke calon investor.
"Pemenang SSIC 2023 diikutsertakan dalam kegiatan South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2023 untuk dihubungkan dan dipromosikan secara langsung ke potential investor," katanya.
Ia mengatakan, dari lima pemenang ini nilai proyek investasinya mencapai triliunan rupiah. Causa berharap semoga proposal IPRO ini menarik investor sehingga target investasi Sulsel bisa tercapai.
"Kita berharap semoga proyek ke depan bisa lebih mengoptimalkan proyek yang berbasis ekonomi berkelanjutan atau green ekonomi," katanya.
Target Tinggi
Sementara Kepala Dinas Penanaman Modal danPTSP Provinsi Sulawesi Selatan Asrul Sani menuturkan dengan adanya hasil dari kegiatan ini ia berharap pihak BI dan BKPM terus melakukan pendampingan agar seluruh proposal terpilih bisa dilirik oleh investor.
"Apalagi kita di Sulsel itu memiliki target investasi Rp14 triliun harus di capai, progresnya di semester peratama realisasinya baru Rp 7 triliun," katanya.
Maka dari itu untuk mencapai target tersebut pihaknya terus mendorong seluruh pemerintah daerah di Sulsel untuk mencari investor agar bisa berinvestasi di Sulsel.
"Makanya melalui SSIC ini kita mendorong agar semua proposal proyek dioptimalkan agar betul-betul ada investor yang tertarik untuk masuk berinvestasi sehingga geliat investasi kita bisa terus terjadi dan target kita bisa tercapai," terangnya.(*/fajar)