FAJAR.CO.ID -- Peluang menang bakal calon presiden ditunjukkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dari rilis survei terakhirnya. Masing-masing bakal calon memiliki peluang menang dan meraup suara maksimal di sejumlah daerah dengan pilihan tepat pasangan masing-masing.
Nah, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA telah merilis sosok pendamping bagi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo untuk penguatan suara di Pilpres 2024.
LSI Denny JA memposisikan Ganjar dengan lima sosok besar berdasarkan peta suara dari dua daerah dan sektor ekonomi.
Ganjar disebut memiliki peluang menang dan meraup suara besar dengan memilih salah satu dari lima sosok yang namanya telah mengemuka di publik. Kelima tokoh tersebut mewakili daerah dan penguatan sektor ekonomi.
LSI Denny JA menyebut Ganjar Pranowo berpotensi mendapat suara besar di Jawa Barat jika memilih Ridwan Kamil sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
Lalu di Ganjar juga disebut dapat mendulang suara di Jawa Timur jika disandingkan dengan sang Gubernur, Khofifah Indar Prawansa.
Selanjutnya jika Ganjar ingin memperkuat diri di sektor ekonomi ada tiga nama prestisius dan populer.
Yakni Erick Thohir, Sandiaga Uno atau Airlangga Hartarto. Ketiga tokoh ini dinilai dapat memperkuat isu ekonomi bagi Ganjar di Pilpres 2024.
Bagaimana dengan Prabowo?
LSI menyebut, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai bisa disandingkan dengan empat nama.
Jika Prabowo ingin memperkuat suara di sektor daerah, ada nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Atau Prabowo juga punya peluang menang suara besar di Jawa Timur jika dipasangkan dengan Khofifah.
Sedang isu ekonomi, Prabowo dapat memilih antara Erick Thohir atau Airlangga Hartarto.
Hasil survei LSI Denny JA mencatat elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto semakin membuat jarak yang lebar dengan bakal pesaingnya, Ganjar Pranowo.
LSI Denny JA membuat simulasi head to head atau duel antara Prabowo dan Ganjar. Kedua nama kerap muncul di posisi pertama dan kedua dalam sejumlah hasil survei soal capres.
Kian melebarnya jarak elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar terlihat dari hasil survei LSI Denny JA ini. Elektabilitas Prabowo sebesar 52 persen, sedangkan Ganjar Pranowo 41,6 persen.
Artinya, Prabowo mengungguli Ganjar dengan selisih elektabilitas mencapai 10,4 persen.
Survei pada Januari lalu, Ganjar sempat mengungguli Prabowo dengan selisih mencapai 4,6 persen. Pada Mei, Prabowo menyalip Ganjar dengan selisih 6,4 persen. Lalu hasil survei pada Juni kian menjauh dengan selisih 7,2 persen. Terakhir pada Juli menjadi 10,4 persen.
"Memasuki bulan Mei, Prabowo unggul versus Ganjar dengan selisih 6,4 persen. Pada bulan Juni selisihnya menjadi 7,2 persen. Pada bulan ini mencapai dua digit sebesar 10,4 persen," kata peneliti senior LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas.
Namun yang menarik LSI tak menyinggung bagaimana peluang Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Tak satu pun dari nama-nama yang digadang-gadang akan mencalon diri sebagai Cawapres itu disandingkan dengan Anies.
Justru LSI menyebut, Anies disarankan menjadi Cawapres Prabowo jika gagal mendapat tiket Capres 2024.
"Anies Baswedan juga dapat dipertimbangkan sebagai Cawapres jika ia gagal mendapatkan tiket capres," ujar Hanggoro dalam keterangannya, Senin 31 Juli 2023.
Hanggoro memaparkan alasan tidak adannya nama Anies Baswedan dalam survei kali ini. Menurutnya, nama bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan itu tidak masuk dalam survei, karena selalu berada di urutan ketiga dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA.
Lewat simulasi survei kali ini, LSI Denny ingin memotret berbagai segmen dari dua capres terkuat bagi Prabowo dan Ganjar.
"Pasti muncul pertanyaan kenapa Anies tidak dimasukkan. Ini pertanyaan penting. Tapi salah satunya Anies kebetulan dalam setahun terakhir juga konsisten tapi di konsisten di nomor tiga," kata dia.
LSI Denny JA menjelaskan, survei kali dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menjaring kuesioner dari 1.200 responden di seluruh Indonesia yang dilakukan pada tanggal 3 - 15 Juli 2023. (fajar/disway)