FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Jokowi bajingan dan tolol ditanggapi beragam. Ada yang pro dan kontra.
Salah satu yang turut menanggapi, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul sani. Ia menegaskan Indonesia negara demokrasi yang berdasar hukum.
“Negara ini kita sepakati berbasis nomokrasi, yakni demokrasi yang berdasar hukum,” ungkapnya dikutip fajar.co.id, Rabu (2/7/2023).
Dalam konteks kritik Rocky Gerung pada Jokowi yang disertai kata bajingan dan tolol. Ia membandingkannya dengan akibat setelahnya. Pelaporan relawan Jokowi terhadap Rocky.
“Meneriaki orang ataupun jabatannya dengan kata: bajingan, tolol, pengecut & kemudian menyiarkannya dalam platform medsos, dianggap sebagai bagian dari kebebasan berekspresi atau mengkritik di alam demokrasi,” paparnya.
Ia menggunakan logika yang sama. Bahwa apa yang dilakukan Rocky karena berdasar pada hak warga negara mengkritik sama dengan laporan yang ditujukan padanya.
“Maka melaporkan kepada penegak hukum bahwa ekspresi dengan diksi-dikai seperti itu dan penyiarannya sebagai sebuah tindak pidana berdasar KUHP atau UU ITE juga merupakan hak hukum dari warga negara sekaligus juga kebebasan,” ujarnya.
Menurut Asrul Sani, tindakan demikian juga tidak bisa dilarang. Sama dengan tidak kritik yang tak bisa dilarang.
“Tidak bisa dilarang dalam merespon ekspresi semacam itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan Rocky menyebut Jokowi bajingan tolol viral di media sosial.
Hal itu disampaikan Rocky saat menghadiri kegiatan organisasi buruh. Mulanya, ia mengatakan Jokowi yang akan jadi rakyat biasa ketika lengser dari jabatannya.
Rocky bilang, ketika itu terjadi maka tidak ada yang peduli Jokowi. Tapi orang nomor satu di Indonesia itu disebutnya berambisi mempertahankan legasinya.
“Dia masih pergi ke China buat nawarin IKN,” ujar Rocky dikutip dari video yang diterima fajar.co.id, Senin (31/7/2023).
Ia juga mengatakan Jokowi berpindah dari koalisi satu ke koalisi lain. Hanya memikirkan nasib sendiri tanpa memikirkan nasib rakyat.
“Itu bajingan yang tolol,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)