FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar tidak lagi senang mencari kesalahan. Pernyataan orang nomor satu di Indonesia itu pun dikritik Dandhy Laksono.
Jurnalis Investigasi itu memberi gambaran dari beberapa profesi. Misalnya tulisan yang diperiksa editor untuk dicari kesalahannya sebelum dipublish.
Selain itu, ia juga menceritakan pengalaman pribadi Dandhy sebagai jurnalis yang kerap membuat video dokumenter. Sering meminta akademisi atau pengacara mencari-cari kesalahan dalam film sebelum dirilis.
Contoh lainnya, hacker yang dibayar untuk mencari kesalahan atau kelemahan sistem IT.
Menurut Dandhy, pekerjaan itu meminta pihak lain mengkritik kesalahan. Namun di tengah kritik dan sorotan publik terhadal LRT Jabodetabek, Dandhy menyorot respon Jokowi yang meninta tidak mencari-cari kesalahan.
“Sebagai pengusaha mebel, apa @jokowi tak pernah melakukan ‘Stress Test’ ke produknya?” kata Dandhy dikutip fajar.co.d dari unggahannya di Twitter, Jumat (4/8/2023).
Dandhy mencontohkan, misalnya meja ayau kursi diberi beban berat untuk dilihat batas kekuatannya sebelum dipasarkan.
Atau dicari-cari kesalahannya lewat final QC.
“Mungkin ada paku atau serat kayu tajam yang menonjol?” ujarnya.
Bagi Dandhy, gelagat Jokowi itu memvalidasi banyak hal. Seperti program pemerintah yang banyak menuai kontroversi.
“Dari tak baca dokumen, proyek food estate gagal, IKN tak feasible, BUMN infrastruktur terjebak utang, hingga UU Cipta Kerja dan Kesehatan tanpa kajian layak,” pungkas Dandhy.
“Semua proyek jadi urusan quick wins dalam politik. Bukan kepentingan publik,” tandasnya.
(Arya/Fajar)