FAJAR.CO.ID -- Pernyataan Rocky Gerung yang mengkritik Presiden Jokowi dengan nada yang dinilai cukup kasar hingga kini masih jadi polemik. Sejumlah pendukung Jokowi pun marah dan melaporkannya ke polisi.
Terkait hal itu, politikus kawakan Akbar Faizal pun kembali menuliskan komentarnya terkait polemik tersebut.
"Yth Penyidik Bareskrim @CCICPolri, jgn habiskan energi utk @rockygerung. Dia hanya kasar. Kepada seorg presiden pula. Tindakannya sgt tdk layak. Kita patut marah. Tp atas nama demokrasi @rockygerung tak layak dipidana karena itu. Mari msg2 pihak mundur selangkah. @ListyoSigitP," tulis Akbar Faizal, dikutip dari akun twitternya, @akbarfaizal68, Sabtu (5/8/2023).
Sebelumnya diberitakan, Akbar Faizal sebenarnya paham kata makian serupa bajingan dan tolol telah menjadi ucapan dalam kebiasaan normal di masyarakat. Sama dengan kata anjir dan sejenisnya.
“@rockygerung, kata 'bajingan, tolol, anjir, preet, ta.k, nt.t, brengsek,dll' itu memang sdh jd kosakata social normal kita,” kata Akbar dikutip fajar.co.id dari unggahannya di Twitter, Kamis (3/8/2023).
Walau demikian, politisi yang kini mengelola platform podcast itu bilang, ia meminta Rocky minta maaf sebagai pembelajaran pada anak-anak bangsa.
“Tapi saya memintamu minta maaf semata sebagai bagian dari pembelajaran untuk anak-anak bangsa ini,” ujarnya.
Lebih jauh, Akbar menegaskan kini tidak dibutuhkan lagi makian. Apalagi di tengah luka dengan maraknya korupsi.
“Tidakkah hari-hari kita penuh luka dengan korupsi? Kita tak butuh makian lagi Rock,” pungkasnya.
Sebelumnya, Rocky telah mengklarifikasi perkataannya menyebut Jokowi tolol dan bajingan. Ia menyebut pernyataan itu telah dipotong. Padahal saat itu ia berpidato delapan menit.
“Itu hanya potongan delapan menit pidato saya. Padahal itu podato panjang itu. Jadi sengaja orang mau ambil, bahwa Jokowi itu bajingan. Bajingan tolol,” jelasnya.
Padahal, dalam konteks videonya, Rocky bilang tengah menyoroti Jokowi yang menyambangi China untuk meminta bantuan desain IKN.
“Jadi menurut saya Jokowi menjual negara, itu namanya bajingan. Kan itu konteksnya kan. Jadi itu yang saya ucapkan itu,” terangnya.
“Jadi kalau dibilang bahwa saya menghina presiden, memang saya menghina presiden, bukan Jokowi,” tandasnya. (bs-sam/fajar)