FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Mantan penyerang PSM Makassar yang kini berseragam Persis Solo, Ramadhan Sananta, terlihat mulai kesulitan mendapatkan menit bermain.
Padahal di musim lalu, ia tampil begitu gemilang dan disebut-sebut sebagai bibit unggul untuk striker Timnas Indonesia.
Bersama PSM Makassar musim lalu, Ramadhan Sananta mendapat keperceyaan penuh dari pelatih Bernardo Tavares.
Ia kerap bermain sebagai starter atau paling tidak sebagai super sub di skuad berjuluk Pasukan Ramang itu.
Hasilnya di musim lalu, ia keluar sebagai top skor tim dengan catatan 11 gol 2 asisst dari 28 pertandingan bersama PSM.
Penyerang berusia 20 tahun ini juga sukses mempersembahkan gelar juara Liga 1 Indonesia untuk PSM di musim tersebut.
Di musim selanjutnya, ia memutuskan untuk hengkang dan melanjutkan karier bersama tim Persis Solo.
Bersama Persis Solo, Sananta jarang mendapatkan menit bermain karena kalah bersaing dengan pemain asing dan kini menjadi pemain pelapis.
Pelatih Persis Leonardo Medina lebih memilih memainkan Fernando Rodriguez, David Gonzalez (Roni) dan Moussa Sidibe.
Meski di awal musim Liga 2023/2024 ia sempat tampil menjanjikan dengan catatan dua gol di dua laga berturut-turut. Namun, kini Sananta mulai terpinggirkan.
Dari enam laga yang sudah di mainkan Persis di awal musim ini, Sananta memang tampil di semua laga tersebut.
Namun, dirinya kerap dimainkan dari bangku cadangan dengan catatan menit bermain sebanyak 354 menit dan baru membukukan dua gol.
Ramadhan Sananta yang terus dimainkan dari bangku cadangan kembali terjadi di laga menghadapi Dewa United.
Stiker Timnas Indonesia masuk menggantikan Fernando Rodriguez pada menit ke-68. Namun, masuknya Ramadhan Sananta tidak membuat perubahan yang berarti bagi kubu Persis Solo. Justru Ramadhan Sananta membuang dua peluang emas saat berhadap dengan kiper Dewa United, Sonny Steven.
Melihat hal ini, posisi Ramadhan Sanant sebagai salah satu opsi penyerang Timnas Indonesia tentunya terancam.
Dirinya yang jarang bermain sebagai starter dan produktifitasnya yang mulai menurun menjadi pertimbangan pelatih Timnas Indonesia.
Apalagi, pemain berusia 20 tahun tersebut menjadi proyeksi masa depan striker Timnas Indonesia.
Level permainan tertinggi seorang pemain dituangkan melalui jam terbang di kompetisi regional.
Ini tentunya, mengancam Sananta dan bisa saja performa menurun di tengah Timnas Indonesia yang memiliki agenda padat di tahun ini.
Dalam situasi seperti ini, bisa saja Ramadhan Sananta menyesali keputusan untuk hengkang ke Persis Solo. (Erfyansyah/Fajar)