Andil Pelindo Tingkatkan Ekspor Komoditas Andalan Sulsel

  • Bagikan
ANDALAN INDONESIA. Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman bersama perwakilan PT BNI Tbk Regional Office 07, Ketua DPD GPEI Sulselbar Arief R Pabettingi, serta stakeholder terkait, melepas ekspor produk andalan Sulsel ke Pasar Global di depan pintu 4 PT Pelindo Terminal Petikemas New Makassar, Minggu, 6 Agustus 2023.MAM AKHMAD/FAJAR

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Ekspor menjadi salah satu sektor andalan untuk menopang geliat perekonomian Sulawesi Selatan. Kehadiran pelabuhan Makassar New Port (MNP) punya peranan penting untuk mendukung ekspor Sulsel.

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengakui hal itu saat pelepasan ekspor produk andalan Sulsel ke pasar global bertajuk "Sulsel Andalan Indonesia". Diselenggarakan di depan pintu 4 PT Pelindo Terminal Petikemas New Makassar, Minggu, 6 Agustus 2023.

"Ekspor memutar perputaran ekonomi Sulsel. Kita mau bagaimana produk Sulsel bukan hanya diproduksi, tetapi juga mampu dijual di negara lain dengan cara diekspor," ucap Andi Sudirman Sulaiman, Minggu.

Menurut Andi Sudirman, jika perdagangan berjalan baik maka bisa menopang segala aspek. Termasuk menopang pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja.

"Yang pasti kami akan menopang terus kegiatan ekspor ini dan menopang pelaku usaha untuk bisa berdaya saing. Pelabuhan salah satu pihak yang punya peran penting," tambah pria yang akrab disapa Andalan itu.

Orang nomor satu di Sulsel itu memaparkan, kali ini pihaknya melepas ekspor produk andalan Sulsel ke pasar global dengan volume 49,96 ribu ton. Dengan nilai USD98,33 juta atau setara dengan Rp1,43 triliun.

Dengan melibatkan 82 eksportir, 36 komoditas atau produk, dan 34 negara tujuan ekspor. Diwakili oleh delapan pelaku usaha ekspor yakni, PT Huady Nickel Alloy Indonesia (produk Fero Nickel) tujuan Tiongkok, CV Adi Tirta (produk rumput laut) tujuan Tiongkok, Koperasi Kospermindo (produk rumput laut) tujuan Vietnam, PT Maruki Internasional Indonesia (produk butsudan/furniture) tujuan Jepang, PT Rahmat Bahri Indonesia (produk rumput laut) tujuan Jepang, PT Gusti Aroma Atsiri Celebes (produk porang chip) tujuan Tiongkok, PT Biota Laut Ganggang (produk carragenan) tujuan Tiongkok, dan PT Mars Symbioscience Indonesia (produk cocoa liquor) tujuan Australia.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Pemprov dengan instansi terkait, yaitu Kantor Wilayah 07 Bank BNI, Terminal Petikemas PT Pelindo Makassar, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sulsel, Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, Balai Besar Karantina Pertanian, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPW Sulselbar, pelaku usaha ekspor dan pihak-pihak terkait Iainnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, Ahmadi Akil memaparkan, hingga saat ini Sulsel telah mengekspor kurang lebih 250 komoditas dan produk andalan yang meliputi produk perikanan, pertanian, produk industri, serta tambang ke beberapa negara tujuan ekspor. Masih banyak komoditas potensial ekspor lainnya yang dapat diolah menjadi produk ekspor andalan.

"Secara kumulatif (c to c) ekspor Sulsel periode Januari-Juni, mengalami pertumbuhan sebesar 17,37 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan volume ekspor sebesar 1.034,66 ton dan nilai USD1,12 miliar atau setara dengan Rp16,35 triliun," sebut dia.

Lima komoditas utama Sulsel yang diekspor periode Januari-Juni meliputi nikel, rumput laut, carragenan, udang segar, serta biji kakao, dan sebagian besar diekspor ke Jepang, Tiongkok, Malaysia, Amerika serikat, dan Vietnam.

Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, Arief R Pabettingi mengatakan, kegiatan ini merupakan bukti bahwa ekspor Sulsel terus berkembang konsisten dan tidak pernah habis.

"Peran pemprov Sulsel sangat luar biasa selalu mendukung keinginan eksportir, sehingga makin tumbuh setiap saat. Kita berharap ini disikapi oleh pelaku usaha untuk bisa senantiasa mengambangkan potensi yang ada," harapnya.

Ketua IKA Pascasarjana STIEM Bongaya itu menambahkan, selain dukungan dari pemprov, harus ada juga bantuan pendanaan dari perbankan, serta dukungan dari sisi logistik dan transportasi agar tidak berat bersaing di pasar internasional.

"Kita ingin menjadikan Sulsel sebagai hub untuk kegiatan ekspor baik direct call maupun direct flight yang selama ini telah berlangsung," lanjutnya.

Ia melihat komoditas ekspor yang potensial saat ini, yakni porang yang dikirim ke Tiongkok. Setiap bulan dilakukan ekspor hingga dua kontainer lewat MNP.

Komisaris Utama PT Gusti Aroma Atsiri Celebes, Mustamin Patawari Philip mengaku pihaknya sudah lama melakukan aktivitas ekspor dengan negara tujuan Tiongkok.

"Saya biasa mengirim sampai enam kontainer per bulan jika permintaan banyak, dan ketersediaan bahan komoditas kita memadai," terang dia.

"Ada juga penawaran dari Jepang untuk mengekspor ke sana. Tetapi saat ini kita melihat bagaimana prosesnya lancar dahulu," tuturnya.

Pertumbuhan Pelindo di Atas 100 Persen

Kawasan MNP. (Dok Fajar)

Peningkatan ekspor Sulsel itu ikut menyumbang pendapatan Pelindo Regional 4 Makassar. BUMN ini sukses mencatat kinerja pertumbuhan di atas 100 persen. Selain ekspor, arus penumpang ikut mengalami peningkatan paling signifikan.

General Manager Pelindo Regional 4 Makassar, Suhadi Hamid menuturkan, pihaknya berhasil mencatat kinerja yang cukup gemilang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, atau semester I 2022.

Mengelola Pelabuhan Makassar yang menjadi hub dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI), berhasil meraih peningkatan kinerja arus penumpang, arus barang nonpeti kemas, dan arus kapal dengan angka pertumbuhan yang sangat menjanjikan.

"Khusus di tiga lini bisnis kami ini, semua menjanjikan. Ketiganya dapat meraih pertumbuhan rata-rata di atas 100 persen," ucapnya, Rabu, 3 Agustus.

Sebagai pengelola pelabuhan yang yang menjadi liding arus keluar masuknya sejumlah penumpang kapal dari wilayah barat maupun timur Indonesia, pertumbuhan terbesar yang diraih pihaknya yakni dari segi jumlah penumpang kapal yang naik dan turun di Pelabuhan Makassar (MNP).

"Pada semester I 2022, jumlah arus penumpang di Pelabuhan Makassar sebanyak 316.015 orang. Di semester I tahun ini, jumlah itu mengalami pertumbuhan sebesar 134,44 persen," sambung Suhadi.

Selanjutnya, arus barang nonpeti kemas juga bertumbuh sebesar 119,45 persen. Dari angka realisasi sebanyak 1.324.960 ton per meter kubik pada semester I 2022, di periode yang sama tahun ini angka tersebut merangkak ke posisi 1.582.721 ton per meter kubik.

Menyusul arus kapal yang angkanya mencapai 17.745.994 Gross Tonnage (GT). "Capaian itu mengalami pertumbuhan sebesar 110,26 persen dibandingkan semester I 2022," kata Suhadi.

Junior Manager Hukum dan Humas Pelindo Regional 4 Makassar, Andy Hermawan menambahkan, jika dibandingkan dengan realisasi pada semester I 2022 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023, pihaknya juga mencatatkan pertumbuhan rata-rata di atas 100 persen.

"Pertumbuhannya yakni masing-masing untuk arus penumpang sebesar 102,35 persen, arus barang nonpeti kemas 116,44 persen, dan arus kapal mencapai 107,72 persen," bebernya.

Pihaknya juga optimistis semua angka pertumbuhan kinerja pada semester I 2023 masih akan terus bergerak. Tentunya berbagai upaya juga akan terus dilakukan demi mencapai target kinerja 2023.

"Salah satu upaya yang kami lakukan adalah pengoptimalan dari segi pelayanan yang akan selalu ditingkatkan kualitasnya dari segala aspek," tandas Andy. (msn/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan