Hadapi Kemarau Panjang, Ini Saran Bagi Petani di Indonesia

  • Bagikan
Petani Indonesia diminta bersiap hadapi kemarau panjang

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino atau kemarau panjang, puncaknya hingga bulan September nanti.

Kemarau tersebut bisa menyebabkan kekeringan di berbagai daerah, sehingga dapat berdampak pada sektor pertanian.

Ketua Prodi Agronomi Fakultas Pertaninan Unhas, Abdul Haris Bahrun mengatakan, BMKG memprediksi puncak kemarau pada bulan September hingga Oktober mendatang.

"Prediksi Kemarau panjang itu diperkirakan sebetulnya bulan sembilan sampai bulan sepuluh, tapi tidak panjang sampai di November, kata Abdul Haris yang juga Kordinator bidang Pertanian dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel ini kepada media, Senin (7/8).

Untuk di Sulawesi Selatan (Sulsel) sendiri, lanjut Abdul Haris, terbagi menjadi tiga curah hujan yang berbeda yaitu pantai barat, pantai timur dan peralihan.

"Untuk pantai barat akan lebih cepat masuk musim kemarau, untuk yang lainnya tidak terlalu berdampak buruk karena masih ada curah hujan," jelasnya.

Sedangkan sektor pertanian, kata Haris, khususnya para petani, langkah-langkah antisipasi yang telah disiapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) sudah cukup baik, mulai dari pembangunan embung atau waduk, rehabilitasi irigasi, hibah pompa hingga asuransi pertanian.

"Saya sarankan ikut, ya, kalau untuk Asuransi Pertanian, kemudian untuk langkah-langkah umum tadi, irigasi itu bagus," ungkap Haris.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan