FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Suhu rata-rata harian permukaan air laut capai rekor tertinggi yakni 20,96 derajat celsius. Suhu ini telah memecahkan rekor pada 2016. Menurut layanan iklim Copernicus, pada 2016 suhu rata-rata harian permukaan laut tertinggi mencapai 20,95 derajat celsius.
Suhu permukaan laut ini telah mencapai rekor tertinggi akibat kerusakan iklim yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Para ilmuwan mengatakan, rekor tersebut kemungkinan akan terus terpecahkan karena umumnya laut berada pada titik terpanas secara global pada bulan Maret, bukan Agustus.
Laut merupakan pengatur iklim dunia, dengan menyerap panas, mengatur pola cuaca, menyerap karbon disoksida dan memberikan jeda karena udara dingin yang bertiup dari laut dapat membuat suhu panas daratan lebih tertahankan.
Akan tetapi, dampak tersebut dapat berkurang akibat suhu air laut yang memanas sehingga memperkecil kemampuannya menyerap karbon dioksida. Suhu air laut yang memanas ini juga berdampak pada pencairan es, sehingga permukaan laut akan naik.
“Fakta bahwa kita telah melihat rekor saat ini, membuat saya gugup tentang bagaimana hangatnya lautan sekarang dan Maret mendatang. Semakin kita membakar bahan bakar fosil, semakin banyak panas yang dikeluarkan oleh lautan, berarti semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menstabilkannya seperti semula,” ungkap Dr. Samantha Burgess dikutip dari The Guardian.
Pengukuran suhu permukaan laut yang dilakukan lebih dari 150 tahun menggunakan kapal. Para ilmuwan menemukan bahwa selama periode pencatatan suhu rata-rata permukaan laut secara global meningkat mendekati 0,9 derajat celsius dan mengalami peningkatan selama empat dekade terakhir sekitar 0,6 derajat celsius. Rata-rata kenaikan suhu terakhir adalah sekitar 0,2 derajat celsius diatas rata-rata tahun 1991 dan 2020.