Viral Polisi Menyerbu Masuk Masjid Raya Sumbar, Pengamat Media Sosial Komentar Begini

  • Bagikan
Tangkapan layar polisi injak sajadah di Masjid Raya Sumbar. (INSTAGRAM YLBHI)

FAJAR.CO.ID, PADANG -- Beberapa hari ini viral soal polisi di Kota Padang menangkap pendemo di kawasan Masjid Raya Sumbar. Di media sosial (medsos) disebutkan bahwa polisi menyerbu Masjid Raya Sumbar dan menangkap para warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, mahasiswa, dan advokat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang.

Di medsos ramai disebutkan bahwa polisi berpakaian lengkap dengan mengenakan sepatu masuk ke dalam masjid. Dalam gambar potongan video terlihat anggota Brimob berjalan dan menginjak sajadah warna merah. Lantai masjid jadi kotor.

Video itu ramai diunggah ulang oleh wargnet. Lantas mereka membubuhi narasi soal masjid kotor dan petugas masuk masjid tanpa adab.

Melihat fenomena ini, Pengamat Media Sosial dari Hariqo Satria mengatakan, pemilik aku medsos memiliki tanggung jawab untuk diri sendiri. Mereka tidak memiliki tanggung jawab moral terhadap apa yang mereka unggah. Apa dampak dari unggahannya.

"Berbeda dengan media massa arus utama atau media pers. Mereka patuh pada UU pers dan harus ada proses verifikasi dan cover both side," ujar Hariqo Satria kepada JawaPos.com, Selasa (8/8).

Direktur Eksekutif Komunikonten itu mengaku prihatin dengan cara masyarakat bermedia sosial. Banyak pemilik akun media sosial yang begitu gampang mengunggah dan berkomentar tanpa memastikan unggahannya itu memiliki dampak, benar atau salah. Semua itu bermula dari unggahan pertama.

Jika unggahan itu berupa potongan video atau gambar dan disertai caption, maka itu bisa menarik perhatian dari netizen. Bahkan ada netizen yang itu mengunggah ulang postingan itu dengan narasi itu. "Semua itu tanggung jawab dari pemilik akun media sosialnya," ujar Hariqo Satria.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, akun Instagram milik Yayasan LBH Indonesia mengunggah potongan video yang menampilkan aparat Brimob. Video itu terlihat aparat menginjak sajadah. Di postingan itu disebut bahwa Polisi merangsek masuk ke Masjid Raya Padang yang menjadi tempat aman Masyarakat Air Bangis.

Sebelumnya diketahui bahwa warga Air Bangis melakukan unjuk rasa di Kota Padang. Mereka ingin bertemu dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah untuk menolak proyek strategis nasional (PSN). Warga Air Bangis itu berdemo sudah enam hari. Sejak 31 Juli 2023 hingga Sabtu (5/8). Selama di Kota Padang, warga Air Bangis itu menumpang tidur di Masjid Raya Sumbar.

Pada Jumat (4/8) aparat kepolisian telah berupaya membantu dan mengajak para pendemo untuk pulang karena Air Bangis. Sebab, pendemo yang berjumlah hampir berkisar seribu itu terdiri atas orang dewasa, anak-anak, dan balita. Puncaknya ada warga yang ditangkap.

Hariqo Satria menegaskan, terlepas apa persoalan dari demo itu, tetapi video yang beredar di media sosial telah menciptakan opini di tengah masyarakat. Di antaranya polisi masuk masjid tanpa membuka sepatu, polisi menginjak sajadah, polisi menangkap warga secara paksa dalam masjid. "Opini itu hak dari netizen," ujarnya.

Padahal ruangan sebagaimana di dalam video itu adalah ruang pertemuan Masjid Raya Sumbar. Ruangan itu disulap sementara sebagai tempat tidur bagi warga Air Bangis yang menumpang tidur selama berada di Kota Padang. (jpg/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan