Aroma Operasi Intelijen di OTT Kepala Basarnas, Pengamat Sebut untuk Rontokkan Kepercayaan Publik Terhadap TNI

  • Bagikan
Mantan Kepala Basarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi. Foto: Pram/fajar

FAJAR.CO.ID, JAKARTA- Kasus dugaan korupsi Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Henri Alfiandi masih jadi perbincangan.

Sikap Panglima TNI Yudo Margono terkait kasus dugaan korupsi di Badan SAR Nasional (Basarnas) dinyatakan sebagai bentuk keseriusan TNI dalam menyelesaikan berbagai bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh para anggota TNI.

Pengamat Politik dan Intelijen Muslim Arbi menyatakan, dirinya melihat keseriusan pihak Mabes TNI dalam perkara kasus korupsi yang menyeret Kepala Basarnas.

"Dengan Panglima TNI menandatangani, itu kan sudah menunjukkan keseriusan," kata Muslim.

Ia menduga adanya operasi intelijen yang melatarbelakangi tindakan OTT kepada Kepala Basarnas tersebut, di tengah tingginya kepercayaan publik pada TNI.

"Dari cara OTT oleh KPK yang Ketua Tim Penyidiknya Pati Polri, ada dugaan kuat. Operasi intelejen untuk rontokkan kepercayaan publik setelah TNI mendapat kepercayaan publik yang tinggi selama ini," ujarnya.

Ia menjelaskan seharusnya KPK sudah mengetahui aturan terkait perwira TNI aktif adalah hukum militer di bawah Danpuspom.

"Apalagi Firli Bahuri mantan petinggi Polri. Tindakan OTT terhadap perwira aktif itu salahi aturan. Ada kesan kuat TNI di"obok-obok" oleh Kepolisian. Tentunya ini menimbulkan ketegangan," ujarnya lagi.

Selain itu, ia juga meminta kepada pihak KPK untuk bisa membuka diri pada bantuan yang akan diberikan oleh pihak TNI dalam menyelesaikan kasus ini.

"Publik hanya menginginkan KPK bisa menyelesaikan kasus ini. Jangan sampai seperti kasus-kasus yang masih menggantung, seperti kasus Harun Masiku, yag masih buron," ujarnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan
Exit mobile version