Dua Napiter Lapas Madiun Berikrar Setia kepada NKRI, Fahrurozi: Kami Lebih Terbuka dan Dapat Menerima Perbedaan

  • Bagikan
Dua narapidana terorisme di Lapas I Madiun berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Kamis (10/8). (Lapas I Madiun)

FAJAR.CO.ID, MADIUN -- Program deradikalisasi warga binaan kasus terorisme di Kanwil Kemenkumham Jatim kembali membuahkan hasil. Dua narapidana kasus terorisme (napiter) di Lapas I Madiun berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada hari ini (10/8).

Dua napiter yang menyatakan ikrar dan janji setia kepada NKRI itu adalah Syahrullah Nur dan Fahrurozi. Syahrullah sebelumnya divonis terbukti terafiliasi dengan Jamaah Ansarut Daulah (JAD). Sedangkan Fahrurozi diduga keras telah melakukan tindak pidana terorisme karena terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI). Keduanya dipindah ke Lapas I Madiun dari Rutan Cikeas dan Rutan Polda Metro Jaya sejak Maret.

Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jatim Teguh Wibowo menegaskan, dengan pernyataan ikrar setia kepada NKRI, berarti warga binaan siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila dengan menghargai perbedaan. Dan yang paling penting memahami bahwa Pancasila bukan hanya sebagai Dasar Negara Republik Indonesia tetapi juga sebagai ideologi nasional, pandangan hidup bangsa indonesia, dan pemersatu bangsa.

Dengan ikrar setia kepada NKRI, Teguh berharap warga binaan terus berbuat baik. Termasuk mampu menyesuaikan diri, beradaptasi dengan lingkungan, serta aktif dalam mengikuti semua kegiatan pembinaan.

Teguh berpesan agar keduanya bersikap dan bertingkah laku sebagai insan hamba Tuhan yang beriman dan bertakwa. Sehingga dapat mengimplementasikan cipta, rasa, karsa, secara tepat, serta dapat bersikap adil dan menjunjung toleransi beragama di masyarakat.

Dia menambahkan, selama 2023, sudah sepuluh napiter yang melaksanakan ikrar dan janji setia kepada NKRI. Saat ini ada 17 napiter yang sudah NKRI dari total keseluruhan 21 napiter di Jatim.

Sementara itu, Kalapas I Madiun Kadek Anton Budiharta memberikan penghargaan kepada seluruh jajarannya beserta instansi BNPT, Polri, TNI dan Pemerintah Daerah Madiun, yang telah bersinergi dalam pelaksanaan program deradikalisasi di Lapas Kelas I Madiun. Ikrar setia NKRI bukan akhir dari proses deradikalisasi. Melainkan masih ada perjalanan panjang untuk menghasilkan kontra narasi dari kelompok teroris yang masih aktif.

”Masih ada program pembinaan lanjutan untuk memastikan narapidana teroris benar-benar telah menunjukkan perubahan perilaku,” terang Kadek Anton Budiharta.

Baik Syahrullah maupun Fahrurrozi mengaku sudah mantap menyatakan ikrar setia kepada NKRI. Menurut Syahrullah proses pembinaan narapidana terorisme atau program deradikalisasi di Lapas I Madiun tidak semata-mata menjadikan narapidana objek pembinaan. Tetapi juga sebagai subjek yang dilibatkan dalam kegiatan pembinaan.

”Kami berterima kasih kepada wali narapidana teroris dan Kalapas Madiun, karena kami tidak melulu dicekoki oleh pembinaan tetapi diikutsertakan untuk merancang pembinaan menjadi lebih efektif,” tutur Syahrullah.

Sedangkan Fahrurrozi berpesan untuk orang-orang yang masih berideologi keras agar memperbanyak literasi dan memperluas wawasan. ”Selama di lapas, cara pandang kami dibuka dan diarahkan agar tidak terjebak dengan ideologi tertentu, sehingga kami lebih terbuka dan dapat menerima perbedaan yang ada,” tutur Fahrurrozi. (jpg/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan