Stadion Manahan Solo Lebih Kecil dari JIS Karya Anies, Kok Dipilih Jadi Arena Final Piala Dunia?

  • Bagikan
Jakarta International Stadium (JIS). Foto: Instagram @pakaindro

Dari segi rumput lapangan, JIS menjadi stadion pertama di Indonesia yang menggunakan rumput hybrid atau perpaduan antara rumput sintetis dan rumput alami.

Lampu di JIS diketahui memiliki keunggulan mengikuti ritme suara saat konser musik.

Atap stadion yang berdiri gagah di Jakarta Utara ini bisa dibuka tutup secara otomatis sesuai kebutuhan atau retractable roof. Sehingga baik pemain maupun penonton tidak akan kehujanan saat berada di dalam stadion.

Pemain juga akan dimanjakan dengan fasilitas ruang ganti yang tak kalah mewah dari stadion bergengsi di Eropa.

Berbeda sengan Stadion Manahan Solo. Stadion yang dibangun pada tahun 1989 hanya berkapasitas 20 ribu penonton.

Hingga saat ini, Stadion Manahan sudah mengalami dua kali renovasi. Renovasi pertama dilakukan satu dekade sejak diresmikan atau tepatnya tahun 2008. Saat itu renovasi diperlukan untuk menyambut Pekan Olah Raga (POR) Provinsi Jawa Tengah tahun 2009.

Renovasi Stadion Manahan selanjutnya terjadi pada Agustus 2018.

Setelah direnovasi, Stadion Manahan memiliki kapasitas 20.000 penonton. Sebelumnya, kapasitas stadion mampu menampung hingga 24.000 penonton.

Jumlah tersebut menyusut disebabkan penggunaan single seat atau kursi tunggal untuk penonton di tribun.

Sejak beroperasi, Stadion Manahan telah sukses menggelar bermacam turnamen sepakbola dan olahraga multicabang, dari yang bertaraf nasional hingga level dunia.

Stadion ini termasuk salah satu yang ditunjuk untuk menggelar pertandingan Piala Dunia U-20. Namun hal itu batal diwujudkan karena Indonesia gagal menjadi tuan rumah hajatan internasional tersebut. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan