FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Analis politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Firdaus Muhammad, memandang berlabuhnya PAN dan Golkar ke Prabowo Subianto justru membuat rumit. Terutama dalam penentuan cawapresnya.
Masing-masing partai punya figur, PAN condong ke Erick Thohir, PKB sudah pasti mempertahankan Muhaimin, dan Golkar membawa Airlangga serta Ridwan Kamil.
"Tapi problemnya, bisa dilematis dalam menentukan cawapres," katanya.
Oleh karena itu kata dia, kedepan agenda koalisi besar itu adalah bagaimana segera mungkin menyepakati cawapres. Untuk posisi cawapres harus berkontribusi sebagai pendulang suara.
"Prabowo selalu kalah di Jatim sehingga perlu strategi menang secara merata, terutama di Jatim, bisa rangkul orang NU sebagai cawapres untuk menang di Jatim," tuturnya.
Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) menegaskan, PBB sudah mengumumkan dukungan secara resmi. Sementara PSI dan Gelora sudah finalisasi pembicaraan dan tinggal menunggu jadwal pengumuman saja.
”Alhamdulillah, Koalisi Indonesia Raya tentu semakin mengokohkan Pak Prabowo sebagai calon presiden. Ditambah lagi partai nonparlemen yang merapat," ujarnya.
Lebih lanjut AIA mengatakan, terbentuknya koalisi ini secara otomatis akan menurun sampai ke tingkat paling bawah. Sehingga, mereka hanya bertugas untuk memenangkan Prabowo sebagai presiden, siapa pun wakil yang akan dipilih nantinya.
DPW Partai Gelora Sulsel sendiri mengklaim sudah melaksanakan Rakorwil, dengan agenda arah dukungan Capres Partai yang dilaksanakan secara virtual pada Kamis, 27 Juli lalu. Ini dihadiri pengurus DPW dan Pimpinan DPD se-Sulsel.