FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polusi udara tidak hanya menjadi ancaman lingkungan terbesar di dunia, polusi udara juga mempengaruhi berbagai aspek kesehatan manusia.
Oksigen yang Anda hirup saat ini telah bercampur dengan zat-zat berbahaya akibat polusi udara akan memicu serangan asma, kanker paru-paru, meningkatkan risiko infeksi dan peradangan di jaringan paru, menghambat perkembangan anak, meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BBLR) hingga kematian pada bayi hingga menjadi penyebab gangguan pernapasan yang mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti batuk, sesak napas, atau napas pendek.
Pencemaran udara disebabkan oleh dua jenis polutan, yaitu polutan partikulat yang muncul dari kegiatan industri, transportasi, hingga kebakaran hutan dan jenis gas, seperti CO dari pembakaran tidak sempurna, SO2 dari bahan bakar yang mengandung sulfur, NOx dari bahan bakar yang dibakar dengan oksigen udara.
Presiden Joko Widodo menyebut selama satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat-sangat buruk, dan tanggal 13 Agustus 2023 kemarin indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan ‘tidak sehat'.
Untuk solusinya, Presiden meminta jajarannya untuk konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal, seperti lintas raya terpadu (LRT) dan moda raya terpadu (MRT).
Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya upaya edukasi terhadap seluruh komponen masyarakat.
“Yang terakhir, mengedukasi publik yang seluas-luasnya,” tandasnya.