Namun, pasca 2014, kualitas udara Beijing benar-benar membaik. Ini karena Pemerintah China langsung mengatasi sumber pencemaran udara yaitu alih energi dengan teknologi terkini dari batu bara ke gas.
Strategi yang sama ditempuh oleh Kota Delhi (India) dan Seoul (Korea Selatan). Kedua kota ini, mengadopsi kebijakan untuk mengurangi penggunaan batu bara dan memperbaiki teknologi pembangkit listrik.
Sementara di sektor transportasi yang juga menjadi salah satu sumber pencemaran udara, selain mempromosikan transportasi umum listrik, ditempuh juga kebijakan membatasi kendaraan bermotor.
Tidak hanya itu, banyak kota-kota besar di dunia yang juga memperkuat kesehatan udaranya dengan membiasakan warganya bersepeda dan berjalan kaki. Strateginya, memberi berbagai kemudahan bagi pesepeda dan pejalan kaki dengan mambangun jalur sepeda dan pedestrian yang masif.
“Beijing, Delhi, Seoul dan banyak kota lain di dunia menyadari bahwa jika polusi semakin memburuk maka kualitas hidup mereka akan turun dan otomatis produktivitas warga kota juga turun. Makanya, mereka berinvestasi dengan meningkatkan pendanaan untuk mengatasi polusi dengan mengubah sumber energi pada dua sektor yaitu industri dengan beralih ke energi ramah lingkungan dan transportasi dari BBM menjadi gas atau listrik,” pungkas Senator Jakarta ini.