“Apalagi ini adalah kawasan-kawasan yang mungkin akan didesain sedemikian rupa. Jadi mungkin lebih mudah tergantung seperti tadi, bagaimana masyarakat setempat bisa menerima, bagaimana pelaku-pelaku ekonomi yang tentunya punya kepentingan ekonomi di sana bisa dilibatkan, nah ini yang penting,” ujarnya.
Lanjut Rosdiana menuturkan pengembangan ekonomi baru di Pulau Rempang juga perlu melibatkan masyarakat lokal agar mendapatkan manfaat dari proyek tersebut.
“Melibatkan pelaku ekonomi yang ada, kemudian melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan Rempang Eco-City, sehingga masyarakat juga merasa menjadi bagian dari pengembangan ini, ketika mereka sudah merasa menjadi bagian dari pengembangan kawasan Rempang Eco-City, pasti mereka juga akan support,” sambungnya.
Selain itu, Rosdiana menyebut pengembangan Pulau Rempang ini juga akan menguatkan perekonomian nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terhadap Pulau Jawa, karena selama ini 50 persen PDB nasional dari Pulau Jawa.
“Jadi kalau misalkan ada sebuah pusat pertumbuhan ekonomi baru yang datangnya dari Sumatera, maka nanti pertumbuhan ekonomi kita itu tidak lagi berpusat di pulau Jawa. Tapi tentunya ini kita masih sangat awal, pertama misalkan tergantung nanti kelancaran ini, pasti biasanya kalau pengembangan kawasan baru itu tantangan utamanya itu pelepasan lahan, prosesnya itu pasti sangat lama dan panjang,” ucapnya.
Untuk itu, perlu ada kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melancarkan pengembangan Pulau Rempang ini, khususnya soal pemenuhan hak masyarakat setempat.